Departemen EBIOP Bahas Demography and Family Planning Dalam PHAUSS 2021

FKM NEWS – Sejak bulan Juli hingga Agustus 2021, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) telah menyelenggarakan program summer school secara virtual yang bertajuk PHAUSS (Public Health Airlangga University Summer School). Diadakan untuk mahasiswa nasional dan internasional, praktisi, serta peneliti di bidang kesehatan masyarakat, PHAUSS bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta membangun relasi dengan peserta dari berbagai macam latar belakang akademik. Kegiatan tersebut terdiri dari delapan kursus yang diadakan oleh tiga departemen di FKM UNAIR, diantaranya Departemen Gizi, Departemen Kesehatan Lingkungan, dan Departemen Epidemiologi, Biostatistik, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (EBIOP).

Salah satu kursus yang diadakan oleh Departemen EBIOP, khususnya dari Divisi Studi Populasi dan Kesehatan Reproduksi, membahas tentang Demography and Family Planning. Kursus itu bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang penerapan program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia serta studi demografi yang berkaitan dengan konsep Sustainable Development Goals (SDGs). Kursus tersebut diadakan selama empat hari, yakni pada 19-20 Agustus 2021 dengan narasumber Dr. Budi Prasetyo, dr., SpOG(K), serta pada 23-24 Agustus 2021 dengan narasumber Dr. Lutfi Agus Salim, S.KM. M.Si.

Materi sesi pertama yakni pada Kamis (19/08/2021) membahas tentang konsep dasar dari KB dan jenis-jenis alat kontrasepsi yang digunakan di Indonesia. Materi tersebut disampaikan oleh Dr. Budi Prasetyo, dr., SpOG(K), seorang alumni Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR, yang saat ini bekerja di RSUD Dr. Soetomo Surabaya sekaligus sebagai sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya.

Dr. Budi mengungkapkan alasan pentingnya peran kontrasepsi di Indonesia, kaitannya dengan pelaksanaan program KB, dilatarbelakangi oleh kondisi kesenjangan keseimbangan sumber daya dan jumlah penduduk di Indonesia, kemudian karena banyaknya kasus kehamilan yang tidak diinginkan atau yang dikenal dengan KTD, serta terbatasnya akses informasi dan pelayanan terhadap calon pengguna kontrasepsi sehingga menimbulkan unmeet need.

“Karakteristik atau tujuan dari kontrasepsi dapat dibedakan menjadi tiga, yakni kontrasepsi sebagai alat untuk menunda kehamilan, kontrasepsi sebagai alat untuk mengatur jarak kehamilan, dan kontrasepsi sebagai alat untuk mengakhiri masa kehamilan” tambah Dr. Budi.

Pada masa pandemi Covid-19, edukasi tentang KB dan pentingnya penggunaan kontrasepsi sangat diperlukan karena tak jarang terdapat informasi kurang tepat yang tersebar di masyarakat. Salah satu contohnya yakni beberapa masyarakat beranggapan bahwa perlu untuk meningkatkan jumlah kelahiran anak agar dapat mengembalikan populasi yang meninggal dunia akibat Covid-19. Padahal, risiko yang harus dihadapi oleh ibu hamil di masa pandemi cukup berat, terlebih jika sang ibu terpapar Covid-19 maka akan berisiko untuk mengalami kematian dan menyebabkan penambahan angka morbiditas pada ibu hamil.

“Oleh karena itu, kalau bisa ya memang kita harus menggalakkan lagi keluarga berencana, menunda kehamilan selama pandemi ini sementara” ujar Dr. Budi.

Melalui program PHAUSS tersebut, diharapkan mampu memberikan pengetahuan-pengetahuan baru terkait demografi dan KB, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan kontrasepsi untuk mengendalikan jumlah penduduk di Indonesia. Hal itu perlu menjadi perhatian bersama, demi mengoptimalkan pertumbuhan penduduk di Indonesia dan mempersiapkan masyarakat yang berkualitas. (*)

Penulis: Erina Krisnawati

Editor: Dita Aulia Rahma