Kenalkan Mitos dan Fakta Kehamilan, PKL Desa Tlatah Adakan Penyuluhan

0

FKM NEWS – Melebur dalam salah satu program rutin Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) Tlatah, tim Praktik Kerja Lapangan (PKL) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) Desa Tlatah memberikan penyuluhan terkait kesehatan ibu hamil dalam acara Pertemuan Kelas Ibu Hamil. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Rabu (8/1/20) di Ponkesdes Desa Tlatah, Kecamatan Purwosari, Bojonegoro.

Tidak hanya penyuluhan saja, tim PKL juga memberikan pretest dan post test sebagai sarana uji keberhasilan pemberian materi. Selain itu, dilaksanakan juga pembagian susu serta senam untuk ibu hamil yang dapat dipraktikkan di rumah masing-masing peserta.

Reni S. selaku bidan Desa Tlatah menyebutkan bahwa materi penyuluhan yang dipilih terkait tentang mitos dan fakta saat kehamilan. Hal ini dipilih karena dirasa masih banyak masyarakat yang kurang memahami akan hal tersebut.

Tak hanya itu, untuk menarik minat dan antusias peserta, mahasiswa FKM UNAIR memilih metode penyuluhan yang dikemas menjadi sebuah mini games yang menarik dan menyenangkan.

“Banyak mitos terkait bumil yang tidak benar, seperti larangan mengonsumsi telur ayam kampung atau olahan jantung (ayam atau pisang, red) bagi ibu hamil. Aman-aman saja bagi ibu sekalian untuk mengonsumsi telur maupun jantung,” ungkap Reni.

Suasana Para Ibu Hamil yang Sedang Mempraktikan Gerakan Senam (Foto : Istimewa)

Ainayya Rizky Savitri, salah satu anggota PKL Desa Tlatah mengakui bahwa seluruh peserta sangat antusias dalam mengikuti acara Pertemuan Ibu Hamil kali ini. Seluruh peserta mengikuti jalannya acara dengan seksama, dan saat senam mengikuti gerakan dengan sangat baik.

Selepas dari itu, dalam kegiatan tersebut tim PKL Desa Tlatah juga melaksanakan kegiatan metaplan. Kegiatan metaplan bertujuan untuk menemukan solusi dari permasalahan yang telah didapatkan dari hasil USG.

Sampah menjadi topik pembahasan dalam kegiatan metaplan. Naya menjelaskan bahwa sampah menjadi prioritas masalah di Desa Tlatah, dikarenakan di desa tersebut belum memiliki tempat pembuangan sementara maupun akhir. Sehingga, mayoritas warga menyimpan sampahnya sendiri-sendiri dan dibakar.

Penulis : Ulfah Mu’amarotul Hikmah