FKM NEWS – Seperti yang kita tahu, saat ini beberapa negara di dunia termasuk di Indonesia masih berada di bawah bayang-bayang pandemi COVID-19. Oleh karena itu, berbagai penelitian dan uji coba terus dilakukan untuk mencari cara agar dunia bisa cepat keluar dan bebas dari pandemi ini. Salah satunya yaitu penelitian terkait dengan vitamin D yang memiliki peran penting sebagai pelindung diri dari bahaya COVID-19. Vitamin D sendiri merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak, artinya vitamin D dapat disimpan dan diambil kembali dari lemak tubuh kita. Meskipun vitamin D dapat disimpan dalam jaringan lemak akan tetapi ada kalanya cadangan vitamin D dalam jaringan lemak tidak mencukupi kebutuhan minimal harian kita.
Vitamin D dapat kita peroleh dari tiga sumber, yaitu:
- Sinar Matahari, dibuat oleh pro-vit D yang ada di kulit. Sebaiknya tubuh terkena paparan sinar matahari setiap hari.
- Makanan, vitamin D dapat ditemukan dalam salmon, tuna, minyak hati ikan, kuning telur, dll.
- Suplemen vitamin
Menurut studi observasional, vitamin D memiliki tugas untuk membantu memerangi infeksi COVID-19 dalam tubuh kita karena memiliki efek antivirus. Vitamin D juga dapat membantu meningkatkan imunitas/ kekebalan tubuh kita, salah satunya melalui induksi peptida antimikroba. Selain itu, vitamin D juga memiliki peran dalam mengurangi badai sitokin yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh bawaan sehingga meningkatkan kekebalan seluler. Sebenarnya, vitamin D memiliki tugas spesifik yaitu berperan penting dalam mencegah salah satu komplikasi dari COVID-19 yang paling umum yaitu Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) sendiri merupakan gangguan pernapasan berat yang dapat disebabkan oleh penumpukan cairan di alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru. Gejala utama yang dapat terlihat adalah sesak napas berat dan sulit bernapas. Oleh karena beberapa peran penting dari vitamin D tersebut, sering kali kita mendengar himbauan untuk berjemur di pagi hari. Bukan tanpa alasan, dengan berjemur di bawah sinar matahari nantinya dapat membentuk lebih banyak vitamin D dalam tubuh kita.
Hasil dari penelitian diketahui bahwa vitamin D berperan penting dalam meminimalisir risiko yang timbul akibat infeksi dari COVID-19. Namun, penelitian dan penjelasan mengenai hubungan antara vitamin D dengan COVID-19 masih bersifat abu-abu karena adanya perbedaan hasil dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan. Menurut studi observasional memberikan hasil bahwa vitamin D memberikan efek yang positif, sedangkan menurut studi yang lain tidak memberikan hasil bahwa vitamin D dapat menurunkan risiko gejala COVID-19. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai peran vitamin D jika dihubungkan dengan COVID-19.
Penulis: Lourencia Yoan
Editor: Vina Himmatus
REFERENSI
Ardiaria, M. (2020). Peran Vitamin D Dalam Pencegahan Influenza Dan Covid-19. JNH (Journal of Nutrition and Health), 8(2), 79-85. doi:10.14710/JNH.8.2.2020.79-85
Paiz, N. (2021). Vitamin D Status: Can It Affect the Risk of Infection and the Severity of COVID-19 Symptoms? Current Tropical Medicine Reports, 8(3), 204-211. Retrieved December 8, 2021
Sitepu, Y. R. (2019). Jurnal Penelitian Perawat Profesional. 1, 89-94. Retrieved December 8, 2021