Apakah Vitamin D Membantu dalam Mengatasi Covid-19?

FKM NEWS – Covid-19 telah menghancurkan kesehatan dan ekonomi secara global pada tahun 2020 hingga saat ini. Pengendalin dan pencegahan pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri karena penularannya yang cepat. Covid-19 juga menyebabkan kematian yang relatif tinggi pada tingkat populasi yang rentan. Variasi yang signifikan dalam jumlah infeksi yang menyebabkan kematian memiliki beberapa faktor. Fakor tersebut yaitu pada tingkat negara bagian dan tingkat individu. Faktor individu meliputi usia, jenis kelamin, etnis, kondisi sosial, malnutrisi, kondisi yang sudah ada sebelumnya dan sistem kekebalan tubuh. Sementara faktor tingkat negara bagian tingkat kebijakan pemerintah, kesehatan infrastruktur, waktu lockdown, penutupan perbatasan yang cepat, dan status sosial ekonomi.

Kekurangan vitamin D adalah masalah kesehatan masyarakat yang utama di seluruh dunia di semua kelompok umur. Sejumlah faktor diketahui mempengaruhi kadar penyebab kekurangan vitamin D. Faktor-faktor ini termasuk variasi dalam paparan sinar matahari karena garis lintang, musim, waktu, pakaian, penggunaan tabir surya, pigmentasi kulit,  usia, obesitas, nutrisi dan suplemen. Studi telah menunjukkan bukti yang kuat hubungan antara perbedaan musim, dalam tingkat nutrisi vitamin D dan terjadinya berbagai penyakit menular, seperti infeksi saluran pernafasan dan influenza.

Vitamin D meningkatkan sistem kekebalan tubuh dapat membantu membentengi diri dari penularan penyakit. Vitamin D sangat diperlukan untuk menjaga kekebalan tubuh karena merupakan pertahanan pertama tubuh terhadap infeksi dan penyakit Selain itu dalam penelitian menyebutkan bahwa kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan termasuk COVID – 19. Karena keadaan iklim negara yang berbeda beda membuat vitamin D yang sering dijumpai pada sinar matahari, tidak mudah ditemukan seperti pada negara-negara Eropa. Itulah mengapa menurut penelitian negara-negara Asia menunjukan hubungan positif daripada negara-negara Eropa dengan jumlah kematian lebih tinggi akibat Covid-19 karena kekurangan vitamin D.

Meskipun di negara-negara Asia menerima sinar matahari sepanjang tahun tidak seperti negara-negara Eropa. Namun, penduduk di negara-negara Asia tidak menutup kemungkinan untuk mengalami kekurangan vitamin D. Hal ini bisa terjadi karena asupan makanan yang lebih rendah. Selain itu, pigmentasi kulit dan perilaku budaya seperti pakaian dan menghindari kegiatan di luar ruangan dapat menjadi penyebab kekurangan vitamin D. Dari hasil penelitian ini sekarang terbukti bahwa ada hubungan antara kekurangan vitamin D dan kejadian atau kematian akibat COVID – 19. Oleh karena itu, suplementasi dengan vitamin D mungkin direkomendasikan untuk kekurangan vitamin D dan pasien yang menderita COVID-19.

Penulis: Intan Palupi Setyawan

Editor: Annisa Az Zahra