FKM NEWS – Penting untuk dapat mengidentifikasi dan menargetkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk melakukan tindakan positif menuju tujuan penuaan yang sehat. Gizi yang telah dipelajari menjadi salah satu peran kunci dalam keberhasilan penuaan yang sehat pada populasi lansia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi yang ditunjukkan oleh skor Mini Nutritional Assessment Short Form (MNA-SF) dengan domain kemampuan fungsional, status kognitif, depresi, dan status keterlibatan sosial pada populasi lansia di Jakarta, Indonesia.
Partisipan direkrut dari masyarakat puskesmas melalui metode multistage sampling. Berdasarkan consecutive sampling sesuai kedatangan ke Puskesmas, subjek yang dipilih adalah sebanyak 133 lansia dengan usia lebih dari 60 tahun. Metode penelitian ini menggunakan MNA-SF untuk menghasilkan skor status gizi. Untuk kemampuan fungsional diukur berdasarkan skor Activity Daily Living (ADL), fungsi kognitif diukur berdasarkan skor Mini Mental State Examination (MMSE), tingkat depresi diukur dengan Geriatric Depression Scale Short Form (GDS-15), dan status keterlibatan sosial yang diukur berdasarkan kuesioner indeks keterlibatan sosial.
Hasil
Tabel 1 menunjukkan karakteristik umum subjek penelitian sedangkan Tabel 2 menunjukkan distribusi status gizi dan masing-masing domain penuaan sehat. Berdasarkan skor skrining gizi, terdapat 18,8% subjek yang berisiko malnutrisi dan hanya 1 subjek yang terindikasi malnutrisi (0,8%). Dari empat domain penuaan sehat yang diukur, disabilitas fungsional dan gangguan kognitif memiliki prevalensi paling tinggi di antara domain lainnya. Lebih dari separuh (55,6%) subjek penelitian memiliki fungsi fisik rendah dan 46,8% subjek memiliki gangguan kognitif sedang hingga ringan. Sebanyak 11,3% subjek menunjukkan indikasi depresi. Namun, pada domain social engagement, subjek menunjukkan status engagement yang tinggi dengan total prevalensi 87,2%.
Dengan menggunakan uji korelasi Spearman yang ditunjukkan pada Tabel 3, hasil penelitian menunjukkan bahwa skor skrining gizi ditemukan tidak memiliki korelasi dengan skor fungsi (p =0,75), namun memiliki korelasi positif yang lemah dengan skor kognitif (r = 0,25, p <0,00) dan korelasi sedang dengan skor keterlibatan sosial (r = 0,30, p <0,00). Korelasi negatif yang lemah ditemukan antara skor skrining gizi dan skor gejala depresi (r = –0,24, p <0,00).
Hubungan dengan tiga domain tetap signifikan dalam analisis regresi linier seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4. Hasil dari skrining MNA-SF lansia memiliki korelasi positif dengan domain fungsi kognitif dan status keterlibatan sosial, namun memiliki korelasi terbalik dengan gejala depresi. Sedangkan, hasil lainnya menunjukkan bahwa MNA-SF tidak memiliki keterkaitan dengan domain kemampuan fungsional dalam penelitian ini.
Kesimpulan
Tingkat status gizi lansia yang lebih tinggi dikaitkan dengan kognisi yang lebih baik, gejala depresi yang lebih rendah, dan keterlibatan sosial yang lebih baik dari domain penuaan yang sehat tetapi tidak terkait dengan domain kemampuan fungsional di antara lansia.
Penulis : Nabila Septi Nurpuspaningrum
Editor : Faradillah Amalia Febrianti