Melindungi Masyarakat Berkondisi Rentan di Era COVID-19 melalui Universal Health Coverage dan Perlindungan Sosial

FKM NEWS – Pandemi COVID-19 belum pernah terjadi sebelumnya. Pandemi tidak hanya menyebabkan krisis kesehatan masyarakat, tetapi upaya yang dilakukan untuk menahan penyebaran virus telah menyebabkan krisis pada berbagai sektor masyarakat seperti ekonomi, sosial, dan pendidikan. Orang yang hidup dalam kondisi rentan termasuk individu yang menghadapi pengucilan dan diskriminasi sistemik berdasarkan usia, kecacatan, ras, etnis, jenis kelamin, tingkat pendapatan, agama, kasta, maupun status migrasi.

Begitu pula pada individu yang terjebak dalam konflik dan tidak memiliki kewarganegaraan, individu dengan kondisi kesehatan kronis, masyarakat yang tinggal di perumahan kumuh, orang yang beresiko terkena degradasi lingkungan dan polusi udara karena adanya perubahan iklim. Masyarakat dapat mempromosikan perubahan yang akan membawa seseorang keluar dari situasi rentan. Selain itu, pemerintah dapat melakukan upaya melalui kebijakan dan peraturan terkait akses pelayanan publik seperti kesehatan, pendidikan, transportasi, air bersih, dan sanitasi menjadi sesuatu yang aman terlebih untuk kesehatan masyarakat.

Pandemi telah menunjukkan berbagai ketidaksetaraan yang luas dan berkembang di berbagai negara, jauh sebelum pandemi melanda. Timbulnya krisis kesehatan dan ketidaksetaraan sosial ekonomi, menyebabkan komunitas kesehatan global harus lebih siap untuk menyesuaikan perawatan kesehatan, perlindungan sosial, dan pemberdayaan yang sesuai baik dalam lingkup lokal, komunitas maupun nasional.

Pandemi memiliki efek buruk pada semua tujuan pembangunan berkelanjutan termasuk tujuan ke-10, yang secara khusus menangani ketidaksetaraan. Untuk itu, ketidaksetaraan sistemik dan distribusi peluang yang tidak adil dalam hidup membuat beberapa kelompok hidup dalam kondisi rentan dan berisiko lebih tinggi terhadap peningkatan morbiditas, kemiskinan, dan marginalisasi selama pandemi daripada populasi umum. Efek langsung dari pandemi menempatkan beberapa kelompok pada peningkatan risiko infeksi, penyakit serius, bahkan kematian. Sedangkan efek tidak langsung disebabkan oleh berbagai pembatasan penting untuk mengendalikan penyebaran infeksi.

Ketimpangan ekonomi yang terjadi saat pandemi menjadi salah satu fokus yang tajam. Komunitas yang miskin sumber daya mengalami tantangan dalam bekerja dan memenuhi kebutuhan dasar mereka. COVID-19 telah memperburuk krisis global berupa kerawanan pangan dan malnutrisi. Hal ini dikarenakan produksi pangan dan rantai pasokan telah terganggu oleh adanya pandemi.

Namun, pandemi telah mendorong era internet menjadi semakin berkembang, tetapi hampir separuh populasi di dunia masih belum saling terhubung. COVID-19 menggaris bawahi ketidakadilan dalam kesenjangan digital. Adanya akses internet dapat membantu masyarakat dalam menginformasikan kepada publik tentang informasi COVID-19 saat ini, meningkatkan peluang bekerja dari rumah (work from home), memungkinkan pembelajaran jarak jauh, telemedicine, dan menghubungkan orang-orang yang terisolasi dengan orang lain. Namun, hal ini tidak dapat dilakukan oleh kalangan masyarakat yang kurang beruntung baik dari segi ekonomi, geografis, maupun yang lainnya. Sehingga hal ini harus segera diperhatikan oleh pemerintah untuk mewujudkan kehidupan yang berkeadilan.

Penulis : Ahmad Saiful Aziz
Editor   : Siti Zulaikha