FKM Unair berkolaborasi dengan NGO: Indonesia World Vision untuk Mengurangi Kebiasaan BABS dengan Pembentukan Komite WASH dan Pelatihan STBM (KABAR KAMPUS)

Kebiasaan BABS (Buang Air Besar Sembarangan) memang masih banyak terjadi di Indonesia termasuk kota-kota besar. Salah satu kota besar yang masih banyak masyarakat melakukan BABS yaitu Surabaya terutama pada kelurahan Tambakrejo dan Bulak Banteng. BABS tentunya memiliki dampak buruk terhadap lingkungan dan juga kesehatan. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap hal tersebut juga menjadi pemicu kebiasaan BABS. Selain kebiasaan, faktor lain yang menjadi penyebab adanya BABS yaitu sulitnya masyarakat dalam mengakses sanitasi yang layak.

Karena kasus BABS yang tinggi, WASH POST-2015 menargetkan bahwa pada tahun 2030 tidak ada lagi penduduk dunia yang melakukan praktek BABS. Demi tercapainya target tersebut, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga berkolaborasi dengan Wahana Visi Indonesia (Indonesia World Vision) membentuk program Pelatihan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) serta pembentukan Komite WASH yang terdiri dari kader dari masing-masing RW kelurahan Tambakrejo dan Bulak Banteng Surabaya. STBM sendiri merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Kemenkes RI, 2017).

Kegiatan Pelatihan STBM dan Pembentukan Komite WASH yang dilaksanakan di Hotel Palm Park Kapas Krampung pada tanggal 11-12 Agustus 2022 kemarin berjalan dengan lancar. Hari pertama, Fasilitator yang terdiri dari Wahyudi (Amerta Kasih), Agung (Puskesmas Tambakrejo), Nuzla  (Puskesmas Bulak Banteng), dan Dinar (Dinas Kesehatan) memberikan materi terkait stunting dan juga teori dasar STBM. Para kader terlihat fokus memperhatikan materi-materi yang disampaikan fasilitator. Selain itu, acara berjalan seru karena adanya senam otak guna menambah fokus para kader untuk menerima materi selanjutnya. Sedangkan pada hari kedua para kader diminta untuk menerapkan langsung materi yang didapat ke lapangan. Dengan didampingi fasilitator sebagai pengawas, setiap tim komite WASH yang terdiri dari lima kader turun langsung ke beberapa RW guna menerapkan kegiatan pemicuan STBM Stunting kepada Masyarakat.

Kegiatan tersebut merupakan hal baru bagi para kader, “Kegiatan hari ini sangat bermanfaat bagi saya, Saya jadi mengetahui perbedaan pemicuan dan penyuluhan.” Ucap Agnes Enggarwaty selaku Kader Surabaya Hebat Tambakrejo.

Hasil dari penerapan kegiatan pemicuan stunting tersebut sudah berjalan lancar, Namun ada beberapa kader dan timnya masih menerapkan penyuluhan.  Hal tersebut masih dalam tahap berproses, karena pemicuan merupakan hal baru dan juga tantangan yang lumayan sulit sebab perlu adanya timbal balik secara langsung dari masyarakat.

Kegiatan pemicuan STBM Stunting ini merupakan program untuk mencapai target SDGs tahun 2030, yakni mencapai akses  terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka, Diharapkan kegiatan ini dapat mencapai target pemerintah yaitu 90% rumah tangga memiliki akses sanitasi layak dan termasuk 15% di dalamnya adalah akses sanitasi aman.

 

Penulis : Nurul Izzah Ramadhani