TAUCO: MAKANAN FERMENTASI CITRA RASA EKSOTIS DARI KACANG KEDELAI

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat besar dan setiap wilayahnya memiliki kekayaan kuliner yang menjadi ciri khas atau identitas daerah tersebut , salah satunya adalah Tauco. Tauco atau fermentasi dari kacang kedelai ini banyak digunakan sebagai penyedap atau bahan tambahan dalam makanan tradisional dari beberapa daerah di Indonesia (L.W, 2011). Tauco memiliki rasa yang khas sebagai bumbu masakan yang dihasilkan dari proses fermentasi, selain rasa proses ini juga memberikan warna, aroma dan tekstur yang berbeda (Djayasupena, Korinna, Rachman, & Pratomo, 2014).

Proses pembuatan Tauco secara tradisional memakan waktu lebih lama. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menseleksi kacang kedelai yang akan digunakan dengan cara memilih benar-benar kacang kedelai yang memiliki kualitas baik. Setelah itu kedelai yang telah dipilih dan berkualitas baik di jemur dengan menggunakan sinar matahari sampai kering. Proses ini memakan kurang lebih 2-3 hari tergantung sinar matahari. Setelah kedelai kering dilakukan proses penggilingan dan setelah itu kedelai direbus kemudian dijemur kembali hingga kering. Setelah kedelai kering, maka dilanjutkan dengan proses fermentasi dan dijemur kembali hingga kering. Setelah itu kedelai hasil fermentasi yang sudah dikeringkan dimasukan kedalam kendi tanah liat dan diberi air garam sehingga memiliki cita rasa yang khas.

Tauco merupakan produk yang menyerupai pasta berwarna coklat atau kekuning–kuningan dan mempunyai rasa dan aroma yang khas. Tauco memiliki rasa yang segar, asam dan agak asin. Tauco banyak digunakan sebagai penyedap masakan alami karena bau dan rasanya yang khas. Tauco ternyata juga memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Dalam setiap 100 gram Tauco mengandung 6,0 mg besi, 11,4 gram protein, 463 mg fosfor, 0,39 mg tembaga dan 1,0 mg seng. Ini menunjukkan bahwa kandungan besi, protein, fosfor, tembaga dan seng termasuk tinggi dan cukup tinggi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Lestari, N. S. dan Jessica, G. A. 2021. Tauco, Perpaduan Rasa yang Eksotis. Khasanah Ilmu : Jurnal Pariwisata Dan Budaya, 12(2):106-114.

L.W, C. (2011). Re-Branding Tauco Cap Meong Ny. Tasma. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Djayasupena, S., Korinna, G., Rachman, S., & Pratomo, U. (2014). Potensi Tauco sebagai Pangan Fungsional. Chimica et Natura Acta , 2(2), 137-141.