“Belajar sesudah dewasa bagai mengukir di atas air”
peribahasa tersebut nampaknya cocok untuk dijadikan panutan bahwasannya terkadang mengajarkan sesuatu itu lebih baik sedari anak masih berusia belia daripada diajarkan nanti – nanti saat sudah dewasa. salah satu hal yang relevan dengan peribahasa tersebut adalah tentang mengajarkan anak untuk berpuasa. dikutip dari buku “Sukses Melatih Anak Berpuasa” karya Ummu Qhania. 2007 tertulis bahwa pada dasarnya tidak ada patokan baku kapan waktu yang tepat untuk anak mulai berpuasa. Namun, menurut pakar Psikologi, Dra. Adriani Purbo, M.Psi. MBA, anak sudah bisa dikenalkan dengan konsep berpuasa sejak usia 3 tahun.Pada tahap awal, orang tua dapat mengenalkan terlebih dahulu suasana – suasana Ramadhan kedalam pemikiran anak, Seperti adanya sahur dan berbuka, serta tarawih dan shalat hari raya.
Pendapat yang sama juga dinyatakan oleh Dr. Eva J. Soelaeman, Sp.A. bahwasanya mengenalkan dan mengajarkan anak untuk berpuasa sudah boleh dimulai saat anak menginjak usia balita. namun dengan batasan – batasan yang masih bisa diterima oleh kemampuan si anak dalam menahan haus dan lapar. Beliau menambahkan “latihan puasa sebaiknya hanya sebentar saja. Namanya juga latihan, 3 sampai 4 jam saja cukup. Bila terlalu lama justru malah mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya”
Dari paparan para ahli dalam buku “Sukses Melatih Anak Berpuasa” tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa mengajarkan berpuasa pada anak bisa dilakukan sejak mereka balita. Masa anak – anak adalah masa yang sangat menentukan pembentukan karakternya kelak. pengalaman dan pembelajaran – pembelajaran baik atau buruk yang terjadi pada masa balita sangat berpengaruh besar dalam proses pendewasaannya. Dan ada satu hal yang harus digarisbawahi bahwasannya inti dari mengajarkan anak berlatih puasa sejak kecil adalah agar anak mengenal dan memahami seluk beluk puasa sehingga menjadi senang berpuasa dan melaksanakan puasa atas kemauannya sendiri tanpa paksaan.
Penulis: Jessy Adelia