Strategi Efektif Pencegahan Nyeri Punggung bagi Perawat dan Bidan: Integrasi dalam Ilmu Budaya K3 antara Universiti Brunei Darussalam dan FKM Universitas Airlangga

Nyeri punggung adalah salah satu masalah kesehatan yang paling umum di kalangan tenaga kesehatan, terutama perawat dan bidan. Dengan tugas sehari-hari yang sering melibatkan mengangkat, memindahkan, dan mendukung pasien, risiko cedera punggung menjadi sangat tinggi. Nyeri punggung tidak hanya mengurangi kualitas hidup individu, tetapi juga dapat mengurangi produktivitas dan meningkatkan absensi kerja, yang pada akhirnya merugikan institusi kesehatan. Oleh karena itu, integrasi pencegahan nyeri punggung ke dalam budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangat penting. Oleh karena itu, Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, FKM UNAIR ingin menambah wawasan terkait K3 bagi perawat dan bidan dengan mengadakan kuliah tamu yang bertajuk Integrating Back Pain Prevention into Occupational Safety and Health Culture : Strategies for Nurses and Midwives dengan narasumber Dr. Sarena Haji Hashim dari Universiti Brunei Darussalam. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Kuliah Bersama, Kampus C, Universitas Airlangga yang diikuti oleh mahasiswa S1 departemen K3 FKM UNAIR, mahasiswa magister K3 FKM UNAIR, mahasiswa Universiti Brunei Darussalam yang dilakukan secara daring dan mahasiswa Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara secara luring

Pada kuliah tamu kali ini, audience mendapatkan wawasan terkait penyebab nyeri punggung bagi bidan dan perawat antara lain.. Selain itu upaya pencegahan yang dapat dilakukan seperti a) intervensi ergonomis adalah langkah awal yang penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi perawat dan bidan. Ergonomi yang baik berarti menyesuaikan lingkungan kerja agar sesuai dengan kebutuhan fisik pekerja, sehingga mengurangi tekanan pada tubuh. Ini bisa mencakup penyesuaian tinggi tempat tidur pasien agar sesuai dengan tinggi badan perawat, penempatan peralatan medis dalam jangkauan yang mudah, dan penggunaan kursi atau meja yang mendukung postur tubuh yang benar. b) Selain itu, perbaikan tempat kerja yang berkelanjutan, seperti memperbaiki desain ruang kerja agar lebih efisien dan aman, dapat membantu mengurangi risiko nyeri punggung. Lingkungan kerja yang dirancang dengan baik memungkinkan tenaga kesehatan untuk melakukan tugas mereka dengan lebih sedikit tekanan fisik, yang pada gilirannya mengurangi risiko cedera, c) Teknik Pengangkatan yang Tepat dan Penggunaan Perangkat Bantu, salah satu penyebab utama nyeri punggung di kalangan tenaga kesehatan adalah teknik pengangkatan yang salah. Mengangkat pasien tanpa menggunakan teknik yang benar dapat menyebabkan cedera serius. Oleh karena itu, sangat penting bagi perawat dan bidan untuk mendapatkan pelatihan mengenai teknik pengangkatan yang benar. Teknik ini melibatkan penggunaan otot kaki daripada otot punggung, menjaga punggung tetap lurus, dan meminimalkan gerakan memutar tubuh saat mengangkat atau memindahkan beban. Penggunaan perangkat bantu seperti hoist, lift pasien, atau sliding sheets dapat sangat membantu dalam mengurangi beban fisik saat mengangkat dan memindahkan pasien. Perangkat-perangkat ini dirancang untuk membantu tenaga kesehatan melakukan tugas mereka dengan cara yang lebih aman, sehingga mengurangi risiko cedera punggung. d) Program kesehatan dan kesejahteraan di tempat kerja adalah bagian penting dari strategi pencegahan nyeri punggung. Program ini bisa mencakup aktivitas fisik rutin seperti latihan kekuatan dan peregangan yang dirancang untuk memperkuat otot-otot punggung dan meningkatkan fleksibilitas. Selain itu, program yang fokus pada kesehatan mental juga penting, karena stres dan kelelahan dapat memperburuk kondisi fisik. e) Intervensi dini adalah kunci untuk mencegah masalah kecil menjadi lebih serius. Ketika seorang perawat atau bidan mulai merasakan gejala nyeri punggung, penting untuk segera mengambil tindakan. Ini bisa berupa konsultasi medis, penyesuaian tempat kerja, atau perubahan dalam tugas harian mereka. f) Integrasi kebijakan, dimana Kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja harus menjadi bagian integral dari operasi sehari-hari di fasilitas kesehatan. Ini mencakup pelatihan rutin, audit ergonomis, dan penilaian risiko secara berkala.

Materi kuliah tamu ini meningkatkan pengetahuan mahasiswa FKM UNAIR dan peserta lainnya serta mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs, khususnya ketiga yaitu Good Health and Well-being dikarenakan bertujuan untuk memastikan kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Dengan mengurangi risiko cedera di tempat kerja, artikel ini mendukung kesehatan yang lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kesehatan. Selain itu SDGs kesepuluh yaitu Reduced Inequalities yang berfokus pada pengurangan ketidaksetaraan, dengan memastikan bahwa semua tenaga kerja, tanpa memandang gender atau posisi, memiliki akses yang sama terhadap kondisi kerja yang aman dan sehat

 Penulis : Bian Shabri Putri Irwanto, S.KM., M.KKK.