Menerapkan Behavior Based Safety (BBS) dalam Mendukung Kesehatan Pekerja : Seminar Nasional Global Public Health FKM UNAIR

Behavior Based Safety (BBS) adalah pendekatan sistematis untuk meningkatkan keselamatan kerja dengan fokus pada perilaku individu. Dalam BBS, perilaku aman diidentifikasi dan diperkuat, sementara perilaku berisiko dikurangi melalui pengawasan dan umpan balik yang berkesinambungan. Dengan kata lain, pendekatan ini menekankan perubahan perilaku pekerja untuk meminimalkan kecelakaan kerja. Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR, yang dipanitiai oleh Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Prodi Magister Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam menambah wawasan terkait BBS bagi pekerja mengadakan seminar nasional “Global Public Health : Establishing Safety and Health at Work” dengan narasumber Imaduddin, S.KM dari PT. POMI. Kegiatan ini dilaksanakan di Southern Hotel, Surabaya yang dibuka untuk umum dan tentunya diikuti oleh mahasiswa dan civitas akademik dari S1 departemen K3 FKM UNAIR dan mahasiswa magister K3 FKM UNAIR.

Pada seminar nasional Global Public Health yang diselenggarakan ini, Imaduddin memaparkan pentingnya penerapan Behavior Based Safety (BBS) dalam meningkatkan keselamatan kerja. Imaduddin juga menjelaskan hubungan antara Behavior Based Safety dengan Teori Domino Heinrich. Heinrich mengemukakan bahwa kecelakaan kerja terjadi karena adanya rangkaian penyebab, layaknya domino yang saling terhubung. Salah satu penyebab utama kecelakaan adalah perilaku tidak aman yang bisa dicegah melalui intervensi perilaku yang efektif. Dalam teori domino, Heinrich menggambarkan lima faktor yang saling berhubungan: lingkungan sosial, kesalahan pribadi, tindakan tidak aman, kecelakaan, dan cedera. Dengan menerapkan BBS, fokus diletakkan pada upaya mengidentifikasi dan mengubah tindakan tidak aman sebelum terjadi kecelakaan, sehingga rantai penyebab kecelakaan dapat diputus. Imaduddin menjelaskan bahwa BBS tidak hanya sekadar observasi perilaku, tetapi juga melibatkan upaya pengendalian yang sistematis, seperti Pengawasan: Pengamatan langsung untuk mengidentifikasi perilaku tidak aman, Pelatihan: Memberikan pemahaman tentang pentingnya keselamatan dan cara mengidentifikasi risiko, Umpan balik: Memberikan informasi kepada pekerja tentang tindakan aman dan berisiko yang telah mereka lakukan, Penghargaan dan sanksi: Mendorong perilaku aman melalui penghargaan, dan menerapkan sanksi jika diperlukan untuk mencegah tindakan berisiko.

Penerapan BBS mendukung beberapa poin dalam Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada poin SDG 3: Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan yang mana BBS membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, yang berdampak langsung pada kesejahteraan fisik dan mental pekerja. Selain itu, SDG 8: Pekerjaan yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, Penerapan BBS di tempat kerja meningkatkan keselamatan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan ekonomi perusahaan maupun pekerja. Serta SDG 11: Kota dan Komunitas Berkelanjutan, BBS berperan dalam menjaga keberlanjutan melalui pencegahan kecelakaan dan cedera, sehingga mendukung kota dan komunitas yang lebih aman dan sehat.

 Penulis : Bian Shabri Putri Irwanto, S.KM., M.KKK.