Salah satu poin penting dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) adalah pentingnya membiasakan sarapan pagi. Sarapan, yang dikonsumsi antara bangun tidur hingga pukul 9 pagi, memiliki peran penting dalam menentukan performa tubuh sepanjang hari. Menurut Gibson et al. (2011), sarapan memiliki manfaat seperti mencegah hipoglikemia, menstabilkan kadar gula darah, dan mencegah dehidrasi setelah tubuh beristirahat tanpa asupan sepanjang malam. Secara umum, sarapan menyumbang 15 hingga 30 persen dari total kebutuhan gizi harian.
Sarapan memiliki manfaat penting bagi anak sekolah, termasuk meningkatkan stamina dan kemampuan belajar. Kebiasaan sarapan yang rutin menunjukkan bahwa anak-anak mendapatkan asupan gizi yang seimbang, karena sarapan menyumbang sekitar sepertiga dari kebutuhan gizi harian (Kemenkes, 2014). Sebaliknya, tidak sarapan dapat meningkatkan risiko bertambahnya lingkar pinggang, kadar total kolesterol, dan kadar LDL dalam darah (Smith et al., 2010). Anak-anak yang tidak sarapan cenderung merasa lebih lapar dan lebih mungkin untuk membeli makanan tinggi kalori di sekitar sekolah. Secara fisik, anak yang tidak sarapan cenderung terlihat lemas, mengantuk, dan pusing.
Banyak anak sekolah masih enggan sarapan di pagi hari, yang dapat disebabkan oleh kebiasaan yang belum terbentuk, tidak tersedianya makanan, atau ketidaknyamanan seperti mulas setelah sarapan. Biasanya, selera makan anak belum muncul segera setelah bangun tidur. Oleh karena itu, sarapan penting untuk memberikan energi yang dibutuhkan anak saat beraktivitas di sekolah. Sarapan sangat penting karena pada pagi hari setelah bangun tidur lambung sudah tidak berisi makanan lagi. Makanan yang berasal dari makan malam sudah meninggalkan lambung. Selain itu, saaat tidur tubuh tetap melangsungkan oksidasi untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk menggerakkan organ tubuh seperti jantung dan paru paru.
Penulis: Theresia