DELAPAN MAHASISWA FKM UNAIR IKM 4B MELAKUKAN ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN DI MASJID NURUZZAMAN KAMPUS B UNIVERSITAS AIRLANGGA

FKM NEWS –  Mahasiswa dari Universitas Airlangga melakukan evaluasi terhadap kualitas lingkungan di Masjid Nuruzzaman yang terletak di Kampus B Universitas Airlangga. Mereka bertujuan untuk menggali informasi tentang keadaan lingkungan di berbagai area di dalam masjid, termasuk toilet, tempat wudhu, halaman, ruang utama, serambi, dan aula. Ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk memahami dan memperbaiki kondisi lingkungan di lingkungan kampus, dengan fokus pada tempat ibadah yang penting bagi komunitas kampus. Kedelapan mahasiswa tersebut berasal dari angkatan 2022 Fakultas Kesehatan Masyarakat. Mereka adalah Dice Shafira Nendrasari, Zarifah Jilan Azizah, Azra Raisya Myfirda, Rachma Dova Alfareza, Wulandari Anggraini Putri, An Nisa Aulia Kamila, Devnia Pradia Putri, dan Dwi Ranti Putri Ramadhani.

Sebelum memulai analisis kualitas lingkungan di Masjid Nuruzzaman, kedelapan mahasiswa tersebut merencanakan dan menyusun proposal yang kemudian mereka konsultasikan kepada dosen pembimbing. Setelah itu, mereka mengajukan permohonan surat izin untuk kegiatan mereka. Sembari menunggu izin tersebut diterbitkan, mereka menghubungi pihak pengelola Masjid Nuruzzaman untuk meminta izin terlebih dahulu terkait rencana survei analisis kualitas lingkungan di masjid tersebut. Sebelum melakukan survei

analisis kualitas lingkungan di Masjid Nuruzzaman, mereka juga melakukan pre-survei terlebih dahulu untuk mengamati dan memahami lebih dalam kondisi tempat yang akan dianalisis kualitas lingkungannya. Pre-survei dilaksanakan pada hari Jumat, 8 Maret 2024, antara pukul 11.31 hingga 13.07. Mereka menggunakan lembar observasi yang telah mereka susun berdasarkan pedoman dari beberapa peraturan, seperti Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2023 tentang Kesehatan Lingkungan dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.76/menlhk/setjen/kum.1/10/2019 Tahun 2019 Tentang Adipura. Selain itu, mereka juga melakukan wawancara dengan pengurus masjid untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi masjid, tidak hanya dari segi fisiknya saja. Beberapa area yang diamati di dalam masjid mencakup toilet, tempat wudhu, halaman, ruang utama, serambi, dan aula. Kelompok juga mempertimbangkan apakah Masjid Nuruzzaman telah memenuhi konsep bangunan ramah lingkungan (green building) atau belum.

Proses pelaksanaan kegiatan berjalan dengan lancar. Selama proses wawancara, kelompok didampingi oleh Ustadz Nanang, yang merupakan pengurus Masjid Nuruzzaman. Saat melakukan observasi, kelompok diberi izin untuk berkeliling dan mengamati lingkungan secara mandiri. Untuk menilai bagian yang khusus untuk jamaah Ikhwan, kelompok meminta bantuan salah satu jamaah Ikhwan yang ada di Masjid Nuruzzaman untuk mengambil video area tempat wudhu, toilet, dan aula di area Ikhwan agar bisa dianalisis dan dinilai oleh kelompok. Metode evaluasi kesehatan lingkungan di Masjid Nuruzzaman menggunakan pendekatan pembobotan, yang bertujuan untuk memberikan hasil yang lebih spesifik, objektif, dan memberikan bobot yang sesuai pada area yang memiliki dampak besar di dalam masjid tersebut. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap beberapa komponen yang telah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa Masjid Nuruzzaman memperoleh penilaian kategori baik dengan skor akhir sebesar 76,88, berada dalam rentang skor interval (61-80).

Dengan perolehan nilai tersebut, diharapkan pihak Masjid Nuruzzaman dapat memelihara lingkungan masjid dengan lebih baik lagi dengan memperhatikan hasil analisis lingkungan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil temuan dari analisis kualitas lingkungan di Masjid Nuruzzaman, terdapat beberapa saran perbaikan yang bisa diusulkan. Pertama,

perlu ditingkatkan pengelolaan bau di area toilet agar tidak mencemari tempat wudhu. Selanjutnya, penting untuk menyesuaikan jarak antara atap dan tempat sholat akhwat agar tidak terlalu pendek, sehingga dapat mengurangi rasa panas yang terasa. Selain itu, kebersihan dinding dan atap di area serambi perlu diperbaiki untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan nyaman. Demikian pula, perlu dilakukan peningkatan kebersihan tempat sampah dan dipertimbangkan penambahan jumlah tempat sampah di halaman masjid. Terakhir, disarankan untuk memasang lubang ventilasi tambahan di area aula guna meningkatkan sirkulasi udara, mengingat lubang ventilasi yang ada saat ini terlihat kurang memadai. Dengan menerapkan saran-saran perbaikan tersebut, diharapkan kualitas lingkungan di Masjid Nuruzzaman dapat ditingkatkan secara signifikan.

Melalui analisis lingkungan yang telah dilakukan oleh mahasiswa Universitas Airlangga dan saran-saran yang telah disampaikan, diharapkan standar kualitas lingkungan di Masjid Nuruzzaman dapat mematuhi peraturan terkait kesehatan lingkungan di masjid. Selain itu, mengingat informasi yang diperoleh dari wawancara bahwa Masjid Nuruzzaman akan direnovasi setelah Hari Raya Idul Fitri tahun 2024 ini, mungkin saran-saran yang telah diajukan dapat dipertimbangkan dalam proses renovasi tersebut. Hal ini penting mengingat renovasi terakhir dilakukan sudah cukup lama, yaitu 10 tahun yang lalu.

Penulis: Novi Dian Arfiani