FKM NEWS – Pada Rabu 20 Maret 2024, 8 orang mahasiswa kelas IKM B 2022, S1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, tengah menjalankan analisis kualitas lingkungan. Mahasiswi yang diketahui sedang menempuh semester 4 ini, mengunjungi Museum Pendidikan Surabaya di pagi hari guna memperoleh data dengan melakukan survei sebagai pemenuhan tugas mata kuliah analisis kualitas lingkungan, yang dilakukan secara berkelompok. Analisis kualitas lingkungan (AKL) sendiri merupakan kegiatan untuk menentukan suatu hal terkait lingkungan dan ekologi dalam keadaan baik atau tidak, atau dampak apa yang sekiranya akan muncul atau ditimbulkan terhadap lingkungan atau ekologi serta makhluk hidup didalamnya.
Dalam melakukan survei analisis kualitas lingkungan, terdapat 10 variabel yang akan diteliti, dengan beberapa indikator di setiap variabel nya. Adapun variabel yang diteliti diantaranya adalah variabel lokasi, bangunan dalam, bangunan luar, ventilasi, sanitasi, kelembaban, pencahayaan, air, kebisingan, vektor dan rodent. Saat proses pengambilan data, para mahasiswa melakukan analisis secara menyeluruh di setiap bagian museum dengan petugas museum juga turut membantu. Salah satunya pada pengukuran variabel bangunan dalam dengan indikator tinggi minimal dinding.
“Untuk tinggi dinding museum sendiri sudah memenuhi syarat minimal, yakni lebih dari 2.6 meter” Jelas Nanda Azkia, salah satu petugas Museum Pendidikan Surabaya. Selain itu, pada indikator jumlah toilet, diperlukan pula informasi mengenai jumlah pengunjung
untuk mengukur dan membandingkan apakah jumlah toilet yang ada, dapat dikatakan cukup untuk pengunjung yang datang.
“Untuk pengunjung pada hari biasa, sekitar 200 sampai 250 orang pengunjung. Kemudian, saat hari libur biasanya pengunjung yang datang lebih banyak, sekitar 300 sampai 350 orang pengunjung” tambah Nanda Azkia, menerangkan.
Berdasarkan analisis kualitas lingkungan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa Museum Pendidikan Surabaya mendapatkan kategori baik, dengan skor 71%. Dari sebagian besar dari indikator yang diteliti, Museum Pendidikan Surabaya ini sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan SBMKL (standar baku mutu kualitas lingkungan) yang tertulis dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 tahun 2023. Namun, terdapat beberapa hal yang masih perlu diperbaiki. Harapannya dengan adanya analisis kualitas lingkungan ini, dapat menjadi bahan evaluasi dan perbaikan untuk Museum Pendidikan Surabaya kedepannya.
Penulis: Novi Dian Arfiani