Kesehatan Lingkungan sangatlah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat Dan hingga pada abad ke 21 ini, Planet Bumi yang menjadi lingkungan hidup bagi sekian jumlah makhluk hidup setidaknya telah menginjak usia lebih dari empat ribu milyar tahun. Berotasi terus menerus dengan segenap manusia dan segala jenis limbah didalamnya. Tahun demi tahun berjalan, limbah demi limbah tumbuh tidak berkesudahan. Bertahun – tahun itu pula manusia menggunakan produk produk yang dalam periode waktu sesaat dapat membantu dan mempermudah aktivitas kesehariannya namun dalam periode waktu selanjutnya, kemudahan itu justru menjadi hal yang dapat mengancam Kesehatan Lingkungan dan keberlangsungan ekosistem alam. Hingga mau tidak mau, manusia dituntut untuk dapat mengatasi permasalahan limbah – limbah tersebut.
Limbah plastik dan detergen adalah limbah yang lebih dulu menjadi permasalahan bagi kita selama bertahun – tahun ini. Namun belum tuntas kita selesaikan permaslahan tersebut, mucul suatu kasus pada tahun 2019 yang menjadi cikal bakal hadirnya limbah baru di tengah permasalahan limbah plastik dan detergen. Limbah baru tersebut adalah limbah masker. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengeluarkan angka 1.662,75 dengan satuan ton sebagai prediksi berapa jumlah sampah medis yg didalamnya termasuk pula limbah masker dalam periode bulan Maret hingga September 2020. Jumlah yang sangat banyak dan akan terus bertamabah banyak. Mengingat kasus pandemi tersebut belum benar benar dpaat dikatakan selesai hingga detik ini. Ditambah lagi dengan adanya anjuran untuk memakai masker secara berlapis yang kian memperbanyak jumlah limbah yang akan dihasilkan nanti.
Permasalahan limbah masker tersebut tidak menjadi satu satunya permasalahan yang harus dihadapi . perlu diingat bahwa masih ada Limbah plastik dan limbah detergen yang juga masih terus tumbuh hingga detik ini.Tidak bisa dipungkiri, memang bukan suatu hal yang mudah untuk benar – benar menjalani aktivitas tanpa menggunakan dua hal tersebut. baik itu dalam skala aktivitas keseharian maupun aktivitas industri. Dalam keseharian, masih banyak dari kita yang sering membeli ataupun menjual produk dengan kemasan plastik. Industri plastik pun terus menerus mencetak plastik plastik baru hingga entah telah mencapai jumlah yang berapa sekian banyaknya. Hal ini mereka lakukan karena masih meraa dibutuhkan. Kemudian untuk detergen sendiri, yang dimana tidak hanya menjadi limbah rumah tanggan namun juga telah menjadi limbah dalam skala industry. Telah banyak industri industri Laundry dari kapasitas kecil maupun besar yang hadir di tengah masyarakat. Industri ini pun berhasil memikat banyak pelanggan dengan daya tariknya yang sangat relevan dengan kesibukan masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan.
Maka dari itu, perlu adanya pengelolaan cerdas yang tidak hanya berfokus pada satu limbah saja melainkan juga harus berfokus pada dua limbah yang lainnya. Dengan strategi dan pemanfaatan yang tepat, sebagian dari limbah tersebut dapat dikelola untuk mengatasi limbah yang lainnya. Kandungan detergen beserta fosfat yang berlebih dalam limbah cair industri Laundry dapat diturunkan parameternya dengan proses adsorpsi yang dimana peran limbah masker dan limbah pkastik dibutuhkan untuk menjadi adsorben dalam proses ini.
Adsorpsi sendiri adalah sebuah proses terikatnya suatu fuilda, cairan maupun gas kepada suatu padatan atau cairan hingga membentuk suatu lapisan tipis. Proses ini terjadi karena unsur padatan cenderung menarik molekul – molekul lain yang bersentuhan dengan permukaan padatan. Padatan inilah yang disebut dengan Adsorben. Kemudian alasan mengapa limbah masker dan limbah plastik dapat menjadi adsorben dalam proses ini adalah karena masker memenuhi sebagian besar persyaratan sebagai Adsorben yang biak. Yang dimana syarat – syarat tersebut adalah berdaya serap baik, memiliki bidang permukaan adsorben yang cukup luas, tidak larut dalam zat yang akan di adsorpsi, tidak beracun dan tentunya memiliki unsur karbon. Limbah plastik dengan jenis polietilen, polipropilene, atau polivinil klorida juga mengandung unsur karbon yang cukup layak untuk dijadikan Adsorben. Hal inilah yang membuat limbah limbah ini dapat dikatakan sebagai 3 Limbah Istimewa karena ternyata ketiganya saling memiliki keterkaitan dalam suatu proses.
Secara garis besar, Langkah – Langkah dari proses Adsorbsi ini terbagi menjadi dua tahapan utama yaitu tahap pembuatan Adsorben dan tahap pemrosesan Adsorbsi secara kontinyu. Dala pembuatan Adsorben, masker yang telah dipilah sebelumnya harus dicuci terlebih dahulu menggunakan sabun dan air mengalir untuk menghilangkan racun dan bakteri didalmnya. selanjutnya masker tersebut akan dipotong kecil – kecil untuk kemudian dimasukkan ke dalam oven selana 1 jam dan setelah itu di bakar menggunakan furnance selama 2 jam. Kemdian masker tersebut akan diolah lebih lanjut hingga mencapai pH adsorben yang telah ditentukan dan siap untuk digunakan. Begitu juga dengan limbah plastik. Dengan adanya pengelolaan yang cerdas ini diharapkan permaslahan limbah limbah yang menumpuk perlahan bisa segera teratasi. Serta ekosistem alam dan lingkungan pun diharapkan dapat terus terjaga dengan baik. Karena kesehatan lingkungan juga merupakan bagian dari kesehatan masyarakat itu sendiri.
Refrensi
Oktama, M. H. (2021). Urgensi Pengaturan Pengelolaan Limbah Masker Bekas Pakai Dalam Mencegah Penularan Covid-19 (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
Stephani A., Hendrasarie N., 2021. Pemanfaatan Limbah Masker Bedah 3Ply dan Limbah Plastik Polyetilen sebagai Adsorben Untuk Menurunkan Kandungan Deterjen dan Fosfat pada Limbah Industri Laundry.