Dampak negatif dari penggunaan mesin dalam proses produksi terhadap pekerja adalah masalah kesehatan pekerja. Dampak kesehatan kerja ada yang bersifat langsung dirasakan pekerja dan bersifat jangka panjang sehingga akan dirasakan pekerja setelah pemaparan dalam waktu lama. Perubahan tekanan darah merupakan dampak negatif bersifat langsung yang akan dialami oleh pekerja.
Setiap orang yang bekerja akan memiliki beban kerja dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Beban kerja dibagi menjadi dua jenis, yaitu beban kerja fisik dan beban kerja mental. Bentuk beban kerja fisik seperti kegiatan mengangkat, mendorong, memindahkan barang serta aktivitas lain yang melibatkan kerja otot. Performa fisik pekerja akan mempengaruhi peningkatan detak jantung sehingga akan meningkatkan tekanan darah pekerja.
Berdasarkan teori dan penelitian yang telah dilakukan, sudah seharusnya hal ini menjadi perhatian pada segala jenis industri untuk melindungi kesehatan pekerjanya. Peningkatan tekanan darah dapat menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu tekanan darah yang melebihi 140 / 90 mmHg. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai angka 25 – 31 persen berdasarkan catatan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian terhadap beban kerja dan masa kerja serta pengaruhnya terhadap tekanan darah pada industri pembuatan kapal. Penelitian dilakukan terhadap 41 pekerja laki – laki berusia 20 sampai 50 tahun, tidak memiliki riwayat hipertensi, tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan bukan perokok, perokok ringan ditoleransi. Pengukuran tekanan darah dilakukan saat sebelum pekerja melakukan pekerjaannya dan saat pekerja melakukan pekerjaan. Pengukuran beban kerja dilakukan dengan metode Brouha sedangkan data masa kerja didapatkan melalui interview terhadap pekerja.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis didapatkan bahwa mayoritas pekerja atau 41,5% dari jumlah pekerja berusia antara 41 – 50 tahun. Masa kerja responden rata – rata 21 – 30 tahun. Beban kerja fisik yang diterima oleh pekerja, sebagian besar atau 53,7% membutuhkan pembenahan karena termasuk kategori tinggi. Saat pengukuran tekanan darah, didapatkan bahwa 56,1% pekerja mengalami peningkatan tekanan darah. Dengan menggunakan metode analisis Pearson, peneliti mencari bagaimana kuat hubungan antara beban kerja dan masa kerja terhadap tekanan darah. Beban kerja fisik memiliki kuat hubungan yang sedang terhadap tekanan darah, Tekanan darah adalah ukuran dari tekanan dinding pembuluh darah. Beban kerja fisik terbanyak yang ditemukan pada pekerja industri manufaktur kapal merupakan kategori beban kerja yang perlu perbaikan sehingga kebutuhan oksigen yang tinggi menyebabkan tingginya peningkatan tekanan darah yang dialami pekerja. Oksigen dibutuhkan sebagai sumber energi metabolism untuk memecah ATP. Tekanan darah yang mengalami kenaikan merupakan respon untuk kontraksi otot pekerja selama bekerja.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis di industri kapal, ditemukan bahwa beban kerja fisik dan masa kerja memiliki kuat hubungan yang sedang terhadap tekanan darah yang dialami pekerja, semakin tinggi beban kerja fisik bersifat linier dengan kenaikan tekanan darah pekerja. Masa kerja juga memiliki hubungan yang sedang dengan tekanan darah, semakin lama masa kerja maka tekanan darah juga akan semakin meningkat. Walaupun beban kerja dan masa kerja memiliki hubungan yang sedang, namun tekanan darah juga dapat dipengaruhi oleh usia, faktor lingkungan kerja dan gaya hidup pekerja.
Penulis : Noeroel Widajati
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat di :