FKM NEWS – Depresi dan kecemasan adalah hal yang umum yang sering terjadi bersamaan dan berhubungan dengan disabilitas yang signifikan di antara remaja, sehingga menunjukkan kebutuhan untuk intervensi yang terintegrasi secara konseptual dan hemat sumber daya yang dapat mengatasi gejala kedua kondisi tersebut. Meskipun aktivasi perilaku atau Behavioral Activation (BA), pada awalnya dikonseptualisasikan sebagai “bahan aktif” intervensi untuk depresi pada orang dewasa, namun bukti efektivitasnya muncul secara bertahap sebagai teknik transdiagnostik.
Efektivitas biaya, kemudahan penyampaian oleh non-spesialis, dan budaya kepekaan menambah skalabilitas BA, khususnya di negara berpenghasilan rendah maupun menengah yang mengalami kekurangan keuangan dan sumber daya manusia terlatih. BA melibatkan peningkatan keterlibatan individu secara sistematis dalam kegiatan yang menyenangkan. Dalam beberapa tahun terakhir, repertoar kegiatan telah diperluas untuk mencakup kegiatan yang bermakna dan bernilai secara pribadi.
Peningkatan keterlibatan dengan perilaku terbuka ini dimaksudkan untuk membawa individu ke dalam kontak penguatan positif di lingkungan mereka dan dapat mengarah ke alternatif yang lebih adaptif untuk menarik diri atau menghindar dari determinan pendukung gangguan fungsional seperti depresi dan kecemasan. Elemen intervensi yang telah digunakan sebagai bagian dari BA bervariasi di seluruh studi. Pada elemen tertentu dilakukan penjadwalan aktivitas dan pemantauan diri secara konsisten, sedangkan pada elemen lain dilakukan seperti pelatihan keterampilan, penilaian pribadi dan tujuan, serta analisis fungsional.
Sebagian besar bukti mengenai kegunaan dan keefektifan BA berasal dari penelitian dengan sampel orang dewasa. Namun, penekanan pada perilaku nyata dan konkret daripada keterampilan emosional atau kognitif yang kompleks membuat BA sangat cocok untuk anak muda. Dua tinjauan sistematis terbaru dari studi BA acak dan non-random yang dihilangkan memberikan bukti awal untuk efektivitasnya di antara anak-anak dan remaja (dibawah usia 19 tahun) dengan depresi, dengan bukti terbatas untuk penggunaannya dalam kecemasan.
Namun, terbatasnya jumlah uji coba control acak dan ukuran sampel yang kecil menjadi batasan kekuatan bukti dalam ulasan ini. Selain itu, persepsi orang muda tentang akseptabilitas BA dalam mengelola kecemasan dan depresi, tidak diperiksa dalam ulasan yang ada. Tinjauan cepat saat ini dilakukan untuk mensintesis bukti dari berbagai sumber data yaitu uji coba control acak dan literatur pengalaman langsung tentang peran potensial BA sebagai bahan aktif untuk intervensi yang ditujukan untuk orang muda dengan atau berisiko mengalami depresi dan kecemasan.
Penulis : Sang Ayu Made Chandra Dinda Galung
Editor : Siti Zulaikha