Bersamaan dengan hari kesehatan mental dunia, FKM Universitas Airlangga mengedukasi santri Al Amin Paciran tentang bullying

Menjelang peringatan hari kesehatan mental dunia 10 Oktober yang lalu, Indonesia digemparkan dengan laporan bunuh diri pada remaja. Mulai dari bunuh diri loncat dari hotel yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa sebuah PTN ternama hingga yang paling baru kasus gantung diri remaja putri di Bogor. Merujuk pada data World Health Organization, setidaknya bunuh diri menjadi penyebab kedua tertinggi kasus kematian pada remaja. Latar belakang bunuh diri pada remaja ini memang sangat beragam namun bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.

Sebagai manusia yang berada dalam masa transisi dari anak menjadi orang dewasa, remaja sering mengalami kesulitan beradaptasi. Memahami bahwa lingkungan sekitar membawa pengaruh penting dalam kondisi tersebut, tim pengabdian masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga mendorong terwujudnya lingkungan sosial yang kondusif dan supportif untuk anak sekolah terutama yang selama pendidikan jauh dari keluarga sebagai support system.

Pada tanggal 14 Oktober 2022, tim pengabdian masyarakat mengunjungi Yayasan pendidikan Al- Amin Paciran untuk mengedukasi santri dan guru terhadap bentuk bullying. Acara ini berlangsung selama sekitar tiga jam. Tim pengabdian masyarakat yang terdiri dari Nuzulul Putri, S.KM., M.Kes., Khuliyah Diyanah, S.KM., M.KL., dan dr Azimatul Kharimah, SpKJ memberikan edukasi kepada lebih dari 300 santri tentang bullying. Edukasi ini tidak hanya terkait menjelaskan apa yang dimaksud dengan bullying namun juga apa yang harusnya dilakukan untuk mencegah bullying.

Santri secara aktif menyimak dan melakukan tanya jawab dengan tim. “Ibu, kalau saya tidak dipukul tapi teman-teman mengolok-olok saya, apa itu bullying?” tanya salah satu santri. “Bullying tidak hanya tentang melukai secara fisik, namun juga saat ada orang yang menekan kita secara mental” jawab dr. Azimatul Kharimah.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan diskusi dengan para guru dan pembina Yayasan tentang hasil asesmen perilaku bullying yang sebelumnya sudah dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat.

Hasil asesmen yang dilakukan oleh tim menunjukkan bahwa walaupun tingkat bullying yang dilaporkan oleh siswa sangat rendah, belum ada mekanisme yang membantu siswa untuk dapat menyampaikan emosinya. Belum ada sistem yang membantu sekolah untuk dapat mengidentifikasi kemungkinan terjadinya bullying. Dari hasil diskusi tersebut diharapkan akan ada tindak lanjut untuk semakin meminimalkan risiko bullying di sekolah.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk mendukung tercapainya SDGs 3 good health and well-being. Kegiatan edukasi dan diskusi yang dilakukan akan digunakan untuk menyusun tindak lanjut rencana peningkatan kapasitasi Poskestren Al Amin yang baru saja didirikan akhir tahun 2021 lalu.