Sebagai peserta magang di departemen pengabdian masyarakat, kami berkesempatan untuk mengikuti pelatihan Mawacana II dan menjadi panitia di pelatihan Mawacana III. Pelatihan Mawacana II diadakan secara online pada hari Minggu, 15 September 2024. Pelatihan ini mengangkat isu gempa megathrust yang sedang ramai diperbincangkan. Acara dimulai dengan pemaparan dari Bapak Ludy, seorang Analis Kebencanaan Ahli Pertama BPBD Kota Surabaya. Dalam pelatihan II ini, mahasiswa diberikan ilmu tentang kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, terutama gempa bumi.
Jika pelatihan Mawacana II memberikan teorinya, maka di pelatihan Mawacana III akan ada simulasi yang mengaplikasikan teori tersebut secara langsung. Simulasi ini bertujuan untuk memberikan pengalaman lapangan yang lebih nyata, sehingga peserta siap menghadapi tantangan di dunia nyata. Pada pelatihan III ini, Departemen Pengabdian Masyarakat BEM FKM UNAIR menghadirkan tim dari Badan Peanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya. Pelatihan Mawacana III yang disertai simulasi, dilaksanakan pada hari Jumat, 8 November 2024.
Sebelum acara berlangsung, peserta magang dan mbak-mbak panitia melaksanakan beberapa persiapan untuk simulasi. Pada tanggal 31 Oktober 2024, tim BPBD melakukan survei di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Survei ini bertujuan untuk meninjau kesiapan lokasi dan sarana yang akan digunakan dalam pelatihan. Setelah survei, Rapat Besar (Rabes) pertama dilaksanakan pada hari Senin, 28 Oktober 2024. Kemudian, pada Selasa, 5 November 2024, Rabes kedua sekaligus briefing diadakan.
Dalam pelatihan III, saya bertugas sebagai sie perkap (perlengkapan). Tugas utama sebagai sie perkap adalah memastikan semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk simulasi tersedia dan dalam kondisi baik. Tugas saya dimulai saat rabes II, dimana saya bertugas sebagai operator. Menjadi operator merupakan pengalaman pertama dan berharga bagi saya.
Pada hari pelatihan, panitia tiba lebih awal untuk memastikan perlengkapan sudah tersusun sesuai rencana dan siap digunakan. Namun, ruangan belum terlalu siap saat tim BPBD datang dikarenakan sejam sebelum acara dimulai ruangan masih digunakan untuk kelas. Panitia berusaha semaksimal mungkin untuk menata dan menyiapkan peralatan dalam waktu yang singkat. Selain itu, beberapa kali ada barang yang belum lengkap sehingga saya sebagai sie perkap harus gerak cepat untuk menyiapkan barang-barang tersebut.
Setelah peserta datang, simulasi dimulai dengan pemaparan materi evakuasi terlebih dahulu oleh tim BPBD. Simulasi dilanjutkan dengan praktek langsung bagaimana cara melakukan evakuasi yang benar saat terjadi gempa bumi. Tim BPBD membagi beberapa peserta menjadi tim tanggap darurat dan korban bencana. Praktek dimulai dengan suara sirine gempa dan peserta diminta untuk berlindung. Setelah sirine mati, peserta pelatihan keluar dari ruangan melalui jalan evakuasi dan menuju titik kumpul. Saat sudah berada di titik kumpul, komando memanggil tim tanggap darurat untuk mengevakuasi korban yang terjebak di dalam ruangan.
Setelah simulasi berakhir, peserta dan tim BPBD kembali ke ruangan. Pelatihan diakhiri dengan penyerahan sertifikat dan vandel kepada tim BPBD. Lalu, seluruh peserta dan tim BPBD mengambil dokumentasi dengan foto bersama.
Penulis : Shofiya Nafsan Zakiyyah