Departemen Gizi FKM UNAIR Gelar Kuliah Tamu Terkait Pengukuran Tumbuh Kembang Anak dari Perspektif Pediatrik

0

FKM News – Kuliah tamu yang digelar oleh Departemen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Universitas Airlangga (UNAIR) telah usai dihelat pada Senin (11/4) melalui platform Zoom Meeting. Mengangkat tema terkait tata cara pengukuran tumbuh kembang anak, kuliah tamu ini mengundang Prof. Meng-Che Tsai dari National Cheng-Kung University dan juga selaku pakar pediatrik.

Prof. Meng-Che memaparkan bahwa banyak teknik yang dapat dilakukan dalam pengukuran tumbuh kembang anak. Namun, kendala yang ada terkait beberapa teknik pengukuran yang kurang relevan sehingga berujung pada hasil yang keliru.

Sebelum menjelaskan terkait metode yang ada, Prof Meng-Che mengulas kembali tentang kurva pertumbuhan. Kurva pertumbuhan pada antropometri dijadikan sebagai alat pembanding untuk mengetahui apakah pertumbuhan seorang anak sebanding dengan anak sebayanya. Apabila seorang anak berada di bawah atau di atas kurva, maka dapat dikatakan seorang anak tersebut memiliki ukuran tinggi dan berat yang kurang ideal.

Selanjutnya, Prof Meng-Che mengungkapkan bahwa  teknik pengukuran terhadap tumbuh kembang perlu disesuaikan dengan usia anak. Misalnya pengukuran batita dan anak di atas tiga tahun memiliki teknik pengukuran yang berbeda. Pada umumnya, Batita masih belum dapat berdiri dengan sempurna maka dari itu teknik pengukuran yang tepat digunakan bagi mereka adalah papan infantometer. Sedangkan untuk anak di atas tiga tahun dapat diukur menggunakan alat ukur berupa penggaris panjang.

“Urgensi akan pemilihan teknik pengukuran ini sangat penting karena dapat mempengaruhi penentuan status tumbuh kembang pada anak. Dalam beberapa kasus sering ditemukan kesalahan dan kekeliruan pada penentuan status tersebut seperti dengan adanya gap yang cukup luas pada kurva pertumbuhan,” papar Prof Meng-Che.

Selain itu, ada pula teknik pengukuran dengan metode Sitting Height yaitu suatu metode pengukuran tinggi badan dengan mengukur tinggi duduk dimana subjek diukur hanya pada bagian atas saja. Yang perlu diperhatikan pada pengukuran tinggi duduk ini adalah subjek harus diukur sebanyak dua kali untuk menghindari kekeliruan pada pengukuran.

“Pengukuran tinggi badan dengan metode Sitting Height ini juga bisa diaplikasikan kepada anak-anak yang memiliki kelainan pada bentuk kaki seperti kaki X dan lain-lain yang menyebabkan mereka tidak dapat berdiri dengan baik. Maka dari itu, Sitting Height ini merupakan metode pengukuran yang tepat bagi mereka,” ujar Prof Meng-Che.

Penulis: Annisa Az Zahra

Editor: Vina Himmatus S.