FKM NEWS – Diabetes adalah penyakit yang sering dijumpai pada kelompok lansia. Namun, saat ini penyakit diabetes tidak hanya menyerang kelompok lansia, tetapi dapat menyerang berbagai usia, baik anak-anak, remaja, hingga dewasa. Diabetes adalah salah satu dari tiga besar penyakit menyeramkan yang menjadi penyebab kematian di Indonesia. Dikutip dari jurnal karya Budi Hidayat (2021: 6) bahwasannya diabetes yang tidak terpantau dengan baik, maka akan memperparah dan berdampak buruk terhadap sistem tubuh manusia.
Diperkirakan pada tahun 2016, sekitar 65% penduduk Indonesia sudah terbantu dengan adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dengan demikian, Indonesia mengimplementasikan sistem pembayaran campuran, yakni pada perawatan primer terdapat sistem pembayaran kapitasi dan non-kapitasi. Sedangkan untuk perawatan sekunder dan tersier terdapat model pembayaran yang dikelompokkan terkait diagnostik yang dikenal sebagai kelompok berbasis kasus Indonesia (INA-CBGs), serta model pembayaran yang tidak dikelompokkan, juga dikenal sebagai kelompok berbasis non-kasus (non-CBGs).
Penelitian dilakukan di RS Dr. Sardjito untuk mengamati sejumlah pengeluaran yang harus dibayar oleh 29 pasien rawat inap. Dalam penelitian tersebut, memperkirakan biaya episodik untuk merawat pasien dengan komplikasi utama DMT2 dan penyakit penyerta adalah sebesar Rp105 juta. Nominalnya kira-kira 20 kali lebih besar dari pasien yang tidak memiliki komplikasi dan penyakit penyerta, yakni sebesar Rp4,5 juta. Namun, penelitian ini dilakukan pada sampel kecil, yang sebagian besar dilakukan sebelum JKN diimplementasikan pada tahun 2014.
Data-data JKN berisi tentang INA-CBGs yang menyimpan catatan penggantian biaya rawat inap dan rawat jalan spesialis di semua fasilitas publik dan swasta yang dikontrak BPJS. Pada tahun 2016, 18,9 juta dari 170 juta orang (11%) yang diasuransikan oleh JKN menggunakan layanan kesehatan rujukan di rumah sakit sekunder dan tersier. Total biaya medis langsung tahunan DMT2, terdiri dari total biaya rawat inap, total biaya rawat jalan spesialis, dan total biaya obat yang termasuk dalam non-CBGs. Semua biaya distandarisasi ke dolar AS tahun 2016 yang setara dengan Rp (US$1 sekitar Rp13.305).
Manajemen DMT2 yang tepat waktu dan optimal dapat dicapai melalui pemantauan dan pengobatan berkelanjutan di semua tingkat perawatan. Dengan diagnosis dini, hal tersebut akan memiliki kapasitas penghematan potensial dengan menghindari komplikasinya, seperti penyakit kardiovaskular dan nefropati. Karena perawatan primer adalah landasan manajemen kesehatan penduduk, meningkatkan akses dan memberdayakan dokter perawatan primer juga merupakan cara yang efektif untuk mendorong diagnosis dini dan mempertahankan kontrol glikemik, meningkatkan hasil kesehatan, dan mengurangi penggunaan layanan kesehatan yang lebih mahal.
Penulis : Abdul Kareem Hartawan Aloewie
Editor : Erina Krisnawati