Faktor Buruknya Ketahanan Pangan Rumah Tangga Warga Kota Depok Selama Pandemi Covid-19

FKM NEWS – Sejak awal tahun 2020, tepatnya pada tanggal 9 Maret, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mendeklarasikan virus Corona sebagai pandemi yang menyerang berbagai negara di dunia. Adanya pandemi memunculkan berbagai masalah baru yang menimpa masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Salah satunya adalah masalah ekonomi.

Goyahnya ketahanan pangan rumah tangga merupakan salah satu akibat dari memburuknya kondisi ekonomi. Ketahanan pangan adalah kondisi di mana individu memiliki atau mendapat akses fisik maupun ekonomi untuk memperoleh makanan bergizi seimbang agar dapat menjalani pola hidup sehat. Fikawati, Syafiq, dan Mardatillah melakukan penelitian untuk mengetahui faktor dominan yang berkaitan dengan ketahanan pangan rumah tangga di Kota Depok pada bulan Oktober sampai Desember tahun 2020. Mereka melakukan survey kepada keluarga yang memiliki ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi atau balita dengan total responden adalah 259 rumah tangga.

Variabel Sebelum Pandemi % Selama Pandemi %
Pekerjaan suami    
Tidak Bekerja 3,1 7
Bekerja 96,9 93
Pekerjaan istri    
Tidak Bekerja 33,6 44,4
Bekerja 66,4 55,6
Jumlah pekerja dalam rumah tangga    
Kurang dari 2 orang 37,1 48,3
2 orang 62,9 51,7
Pendapatan dalam rumah tangga    
Kurang dari upah minimum gaji (<4,2 juta rupiah) 61,4 71,8
Sama atau lebih dari upah minimum gaji (≥4,2 juta rupiah) 38,6 28,2

 

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa kebijakan menekan mobilitas masyarakat guna mencegah penyebaran virus corona sangat berdampak pada kondisi mata pencaharian masyarakat Kota Depok. Berkurangnya pendapatan yang mereka alami ini merupakan salah satu faktor dominan yang menyebabkan memburuknya ketahanan pangan rumah tangga.

Dari hasil penelitiannya, data menunjukkan bahwa sebesar 61,8% rumah tangga di Kota Depok memiliki ketahanan pangan yang kurang baik. Berdasarkan hasil analisis bivariat (analisis yang bertujuan untuk mencari hubungan antara dua variabel) memaparkan bahwa pendidikan juga merupakan faktor signifikan dalam memburuknya ketahanan pangan rumah tangga. Hasil tersebut menyatakan bahwa rumah tangga dengan suami berpendidikan rendah, istri berpendidikan rendah, jumlah anggota yang bekerja kurang dari 2 orang memiliki kerawanan pangan yang lebih besar. Suami istri yang berpendidikan rendah cenderung memiliki keterampilan bekerja yang terbatas. Sedangkan pekerjaan dengan gaji yang menjanjikan membutuhkan keterampilan bekerja yang lebih banyak.

Selain pendapatan rumah tangga, pendidikan juga merupakan salah satu faktor dominan yang berkaitan dengan ketahanan pangan rumah tangga warga di Kota Depok selama pandemi Covid-19. Rumah tangga yang memiliki jumlah anggota dengan pendidikan tinggi lebih banyak, yang kemudian dapat menunjang pendapatan rumah tangga akan memiliki ketahanan pangan yang lebih baik daripada rumah tangga dengan jumlah anggota yang pendidikan tinggi lebih sedikit serta pendapatan keluarga yang sedikit. 

Penulis : Tabah Jatmiko

Editor : Erina Krisnawati