Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) turut ambil bagian dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah perkotaan Kepulauan Riau. Program ini merupakan bagian dari agenda tahunan “Indonesia Border Empowerment: Pemberdayaan Masyarakat dan Budaya Melayu di Wilayah Provinsi Kepulauan Riau” yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNAIR melalui program Airlangga Community Development Hub (ACDH).
Kegiatan yang berlangsung pada 17-19 September 2024 ini berfokus pada dua wilayah utama, yaitu Kota Batam dan Kabupaten Bintan. Kegiatan ini dimulai dengan peresmian Monumen Telaga Biru serta instalasi tenaga surya di Desa Busung, Kecamatan Bintan. Program ini mencakup berbagai sesi kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Rabu, 18 September 2024, ACDH melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan mengangkat tema “Kesehatan Keluarga Perkotaan” yang disampaikan oleh perwakilan dari 4 fakultas, Fakultas Psikologi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Keperawatan, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Fokus utama dari kegiatan ini adalah edukasi kesehatan yang secara langsung mendukung SDG 3 Good Health and Well-being (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan). Dengan memberikan materi tentang pencegahan stunting dan pentingnya sanitasi lingkungan, program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan keluarga di perkotaan. Stunting, yang merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia, dapat dicegah melalui intervensi sanitasi dan nutrisi yang baik. Upaya ini memperkuat kapasitas masyarakat dalam menjaga kesehatan mereka dan keluarga, serta mendorong terciptanya lingkungan yang mendukung kesejahteraan.
FKM UNAIR yang diwakili oleh Wakil Dekan III, Dr. Muji Sulistyowati, S.KM., M.Kes., memberikan edukasi kepada 30 kader posyandu dan ibu-ibu PKK di Balai Kecamatan Batu Ampar, Kota Batam. Dr. Muji Sulistyowati, S.KM., M.Kes., menyampaikan materi dengan fokus utama pada isu stunting dan sanitasi lingkungan perkotaan. Edukasi yang diberikan oleh FKM UNAIR kepada kader posyandu dan ibu-ibu PKK mendukung SDG 4 : Quality Education (Pendidikan Berkualitas) Pelatihan dan pendidikan ini memberikan pengetahuan yang relevan dan praktis kepada masyarakat, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan dalam lingkungannya. Dengan pengetahuan yang mereka peroleh, para peserta dapat menyebarkan informasi yang tepat kepada komunitas mereka, meningkatkan akses ke informasi dan pemahaman tentang isu-isu kesehatan penting.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Muji Sulistyowati menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai upaya pencegahan stunting. Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai hubungan erat antara sanitasi lingkungan dan kesehatan keluarga, terutama dalam konteks perkotaan yang memiliki tantangan tersendiri. Sanitasi lingkungan menjadi salah satu fokus utama dari edukasi yang disampaikan oleh FKM UNAIR. Kebersihan lingkungan dan sanitasi yang baik sangat penting untuk mencegah stunting dan penyakit lainnya. Kegiatan ini secara langsung mendukung SDG 6 : Clean Water and Sanitation (Air Bersih dan Sanitasi Layak), yang menekankan pentingnya akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak. Program ini menyoroti bagaimana sanitasi yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat, khususnya dalam lingkungan perkotaan dalam mencegah stunting.
Sebagai bentuk apresiasi dan dukungan, FKM UNAIR juga membagikan souvenir berupa kipas yang berisi pesan-pesan kesehatan tentang pentingnya menjaga sanitasi lingkungan untuk mencegah stunting. Diharapkan melalui kegiatan ini, para kader posyandu dan ibu-ibu PKK dapat menjadi agen perubahan yang aktif dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di wilayah mereka.
Keterlibatan FKM UNAIR dalam kegiatan ini menunjukkan komitmen fakultas dalam mendukung program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Selain itu, kolaborasi lintas fakultas dalam program ACDH ini menjadi bukti nyata bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam mendorong perubahan positif di masyarakat, khususnya di daerah perbatasan seperti Kota Batam, Kepulauan Riau.
Penulis : Tausyiah Rohmah Noviyanti