KBRN, Surabaya : Permasalahan sanitasi dan penyediaan air bersih di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) kota Surabaya mendapat perhatian dari tim Geliat Airlangga dan UNICEF.
PIC Wash Geliat Airlangga Corie Indria Prasasti, Rabu (23/7/2024), menyoroti penguatan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dari aspek layanan dan dukungan air, sanitasi. Dari hal itu, diharapkan dapat meningkatkan kesiapan puskesmas dalam layanan.
“Semua pasti butuh air. Siapa yang tidak butuh sanitasi, misal sanitasi wastafel, kamar mandi, toilet, dan sebagainya, dan tempat sampah. Integrasi ini, memunculkan bahwa, kalau kita berbicara pelayanan, kita tidak lepas dari integrasi dukungan, tidak hanya pelayanan saja, tapi bagaimana sarana yang ada di sekitar itu bisa masuk,” ucap Corie.
Disisi lain, Kepala Bidang Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, dr. Kartika Sri Redjeki, mengatakan kota Surabaya saat ini sudah menjalankan Sanitasi Total berbasis masyarakat (STBM) dikarenakan pada tahun 2023 lalu, kota Surabaya sudah Open Defecation Free (ODF), atau yang biasa disebut dengan Stop Buang Air Besar Sembarangan.
“Sekarang kita juga ada STBM, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Kita pada tahun kemarin 2023, kita sudah ODF, kita sudah mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kesehatan, dan Bapak Walikota itu sudah STBM tingkat pertama, atau yang awal. Pratama itu terbaik se-Indonesia,” kata dr. Kartika Sri Redjeki.
Untuk memecahkan persoalan terkait penyediaan air bersih di fasilitas kesehatan, Dinas Kesehatan kota Surabaya dibantu Geliat Airlangga, UNAIR dan UNICEF, ikut memberikan pengarahan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas dengan melibatkan Kader Surabaya Hebat (KSH).
repost: https://rri.co.id/surabaya/kesehatan/852306/geliat-airlangga-soroti-ketersediaan-air-bersih-di-fasyankes