Apakah Anda pernah melihat foto di atas pada internet? Foto ini merupakan fenomena banjir beberapa tahun silam di kota Pekalongan. Foto tersebut sempat menjadi perbincangan publik akibat air banjir yang berwarna merah.
Air banjir berwarna merah tersebut merupakan bukanlah darah, melainkan warnanya bersumber dari industri batik di Pekalongan. Faktanya, hal tersebut bukan kali pertamanya masyarakat mendapatkan dampak buruk dari industri batik di Pekalongan. Pekalongan merupakan kota penghasil batik terbanyak di Indonesia. Tak heran banyak terdapat industri batik di Pekalongan. Namun, industri batik yang berdampak baik pada kelestarian batik dan juga menyokong kebutuhan sandang justru memiliki dampak buruk terhadap lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan mencatat setidaknya 5 juta liter limbah setiap hari dihasilkan oleh industri batik di seluruh Kota Pekalongan. Sayangnya, Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang ada di Kota Pekalongan Baru bisa menampung 45 persen dari total keseluruhan limbah yang dihasilkan. Sedangkan sisanya terbuang begitu saja ke sungai.
Hal ini perlu adanya perancangan ulang strategi penanganan limbah batik. Sistem penanganan limbah dengan IPAL ternyata belum mampu untuk mengatasi pencemaran limbah batik yang ada di Pekalongan. Ketidakefektifan ini dapat disebabkan karena kapasitas limbah yang dibuat per hari terlalu besar berbanding terbalik dengan jumlah IPAL yang tersedia di Kota Pekalongan dan juga kapasitas tiap IPAL tidak sanggup mengimbangi produksi limbah batik untuk setiap harinya.
Di tahun 2023 ini, Pemerintah Kota Pekalongan mencoba mengatasi permasalahan limbah batik tersebut dengan uji coba memanfaatkan teknologi nuklir. Sejak tahun 2021 Pemerintah Kota Pekalongan telah melakukan pengambilan sampel dari sejumlah pengusaha industri batik, kemudian sampel itu dilakukan treatment dengan teknologi gama, suatu bentuk radiasi dan diuji di laboratorium. Selanjutnya di tahun ini pemerintah setempat juga akan membandingkan dengan pemanfaatan teknologi dari KAERI untuk pengolahan limbah melalui teknologi elektronbin, pancaran elektron pada limbah tersebut. Dari hasil pancaran itu bisa menurunkan kadar polusi sehingga nantinya akan ditemukan solusi yang tepat untuk diterapkan dalam pengolahan limbah di Kota Pekalongan.
Penulis: Nabila Mutia Rahma