Kabupaten Tinggi Stunting, Berikut Faktor Risiko Penyebabnya

FKM NEWS – Prevalensi stunting di Indonesia mencapai angka 29,6% pada tahun 2017. Salah satu kabupaten yang menyumbang angka tinggi stunting adalah Kabupaten Bondowoso yaitu sebesar 38,3% dan menjadi urutan ketiga terburuk di Jawa Timur.

Alfadhila Khairil Sinatrya, melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisa faktor risiko anak yang menyebabkan stunting pada anak usia 24 – 59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kotakulon, Kabupaten Bondowoso. Besar sampel penelitian ini adalah 66 balita usia 24 – 59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kotakulon Kabupaten Bondowoso.

Penelitian ini adalah penelitian kasus kontrol dengan sampel kasus yaitu 33 balita yang mengalami stunting dan sampel kontrol yaitu 33 balita yang tidak mengalami stunting. Variabel terikat penelitian ini adalah kejadian stunting. Variabel bebas adalah asupan energi, protein dan zinc, tingkat kecukupan energi, protein dan zinc, status pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, dan WASH terdiri dari sumber air mminum, kualitas fisik air minum, kepemilikan jamban dan kebiasaan cuci tangan.

Hubungan stunting dengan variabel penelitian dianalisis menggunakan uji chi-square untuk data nominal dan uji regresi logistik untuk data ordinal dan rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan protein (p=0,01;OR=1,08), asupan zinc (p=0,01;OR=1,08), kuartil pendapatan keluarga (p=0,02;OR=1,9) dan kebiasaan cuci tangan (p=0,00; OR=0,12) adalah faktor risiko dari kejadian stunting. Rendah asupan protein dan zinc pada balita memiliki risiko 1,08 kali lebih tinggi untuk stunting.

Kuartil pendapatan keluarga yang rendah memiliki 1,9 kali terjadi stunting. Kebiasaan cuci tangan yang kurang baik pada ibu memiliki risiko 0,12 kali lebih tinggi untuk terjadi stunting pada balitanya. Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein dan zinc, kuartil pendapatan keluarga, dan kebiasaan cuci tangan dengan kejadian stunting. Sebaiknya keluarga dengan balita stunting meningkatkan kuantitas dan kualitas makanan yang mengandung tinggi protein dan zinc, membeli makanan dengan harga murah tetapi tinggi zat gizi, dan meningkatkan kebiasaan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

 

Penulis : Galuh Mega Kurnia

Sumber : http://repository.unair.ac.id/id/eprint/81027