FKM NEWS – Prevalensi gizi kurang di Indonesia khususnya wasting tidak pernah mengalami penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan jajan dan kebiasaan melewatkan sarapan berkontribusi terhadap kejadian wasting di pedesaan. Oleh karenanya, salah satu penelitian dari Aditya Faisal Rakhman bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kebiasaan sarapan dan kebiasaan jajan, yang meliputi frekuensi membeli jajanan dan pemilihan makanan jajanan dengan kejadian wasting pada anak sekolah dasar di pedesaan.
Penelitian itu menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan desain case control dan dilakukan di 3 sekolah dasar di Desa Sembung, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik. Memakai sampel masing-masing kelompok berjumlah 22 responden yang diambil secara acak dengan simple random sampling pada siswa kelas 3, 4, dan 5. Kemudian, hubungan antar variabel dianalisis menggunakan uji Chi-Square.
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa responden kelompok kasus, 68,2% terbiasa melewatkan sarapan, sedangkan responden kelompok kontrol 72,7% terbiasa sarapan. Responden kelompok kasus 68,2% memiliki frekuensi jajan lebih dari 2 kali dan responden kelompok kontrol 59,1 % memiliki frekuensi jajan kurang dari sama dengan 2 kali.
Pemilihan makanan jajanan responden kelompok kasus 77,3% terbiasa membeli makanan jajanan bernilai gizi rendah dan 72,7% responden kelompok kontrol terbiasa membeli makanan jajanan bernilai gizi rendah.
Berdasarkan Uji-Square yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan dengan kejadian wasting (P=0,007) < (α=0,05), tidak ada hubungan antara frekuensi membeli makanan jajanan dengan kejadian wasting (P=0,069) > (α=0,05) dan ada hubungan antara pemilihan makanan jajanan dengan kejadian wasting (P=0,001) < (α=0,05).
Oleh karena itu, untuk menghindari wasting terutama pada anak sekolah dasar, maka orang tua bertanggung jawab untuk menyediakan makanan yang memenuhi gizi anak, membiasakan anak untuk sarapan di rumah, dan memberikan pemahaman mengenai makanan jajanan yang baik untuk dikonsumsi. Anak juga dianjurkan supaya menampah aktivitas fisik untuk meningkatkan kesehatan anak. Selain itu, pihak sekolah juga perlu melakukan pengawasan langsung terhadap makanan dan minuman yang dijual di kantin sekolah.
Penulis : Ulfah Mu’amarotul Hikmah