Lima Dosen FKM Unair Lolos Seleksi Proposal RKI

FKM NEWS – Pada hari Senin (08/02/2021), lima dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) dinyatakan lolos seleksi proposal Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) tahun 2021. Lima dosen tersebut yaitu Trias Mahmudiono, S. KM, M.PH (Nutr.), GCAS, Ph. D sebagai peneliti utama, serta Dr. Atik Choirul Hidajah, dr., M. Kes, Dr. Hari Basuki Notobroto, dr., M. Kes, Dr. Setya Haksama, drg., M. Kes,Trias Mahmudiono, S. KM, M.PH (Nutr.), GCAS, Ph. D dan Dr. Siti Rahayu Nadhiroh, S. KM., M. Kes sebagai peneliti mitra. Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) sudah ada sejak tahun 2018. RKI ini bertujuan untuk membangun dan memperluas jejaring kerjasama riset antar Universitas Airlangga dengan tiga perguruan tinggi terkemuka lainnya yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Trias Mahmudiono, S. KM, M.PH (Nutr.), GCAS, Ph. D, Wakil Dekan Bidang III FKM Unair mengungkapkan bahwa selama ini belum ada target dari fakultas untuk jumlah dosen yang terlibat dalam RKI.
“Selama ini, dosen FKM terbatas yang mengikuti RKI karena memang terdapat beberapa kriteria untuk peneliti utama. Salah satunya yaitu memiliki publikasi di jurnal dengan h-index minimal 4. Universitas juga lebih menekankan pada publikasi dan target penelitian yang didanai Kemenristek Brin pada target kinerja fakultas,” jelas Trias melalui sambungan telepon ketika diwawancarai tim FKM NEWS pada Minggu (14/02/2021).
Trias juga menjelaskan bahwa salah satu keluaran dari Riset Kolaborasi Indonesia ini yaitu menghasilkan minimal satu artikel yang dikirim ke jurnal internasional terindeks Scopus minimum kategori Q2 dan 3 publikasi terindeks Scopus. Di luar hal tersebut, penelitian ini dapat memberikan daya ungkit serta kebermanfaatan untuk masyarakat.
Menurut Trias sebagai peneliti utama di RKI ini, adanya pandemi COVID-19 memberikan tantangan tersendiri dalam melakukan riset kolaborasi.
“Tantangan utamanya yaitu komunikasi serta koordinasi dengan tim. Hal ini akan berbeda jika dilakukan offline, mungkin bisa keliling ke center penelitian dan kolega bisa saling datang. Namun, dengan adanya platform Zoom dan juga WhatsApp, kita tetap bisa melakukan koordinasi secara online. Selain itu, juga dapat memanfaatkan database jurnal yang menjadi langganan universitas mitra sehingga nantinya bisa saling melengkapi,” ungkap Trias.
Selain itu, jika peneliti melakukan penelitian secara luring, maka peneliti harus mengurus persetujuan penelitian dari instansi dan sasaran, serta peneliti juga harus menjalankan protokol kesehatan untuk menjaga diri sendiri, tim dan sasaran.
Trias berharap walau terbatasnya pergerakan secara fisik, namun tidak membatasi untuk melakukan Tridharma khususnya penelitian dan hasil dari penelitian nantinya dapat menjadi masukan untuk pemerintah dalam mengatasi masalah di Indonesia. Selain itu, beliau berharap di tahun depan akan lebih banyak dosen FKM yang mendapat pendanaan RKI.
“RKI ini relatif baru di FKM. Dosen yang mendapat pendanaan belum banyak. Semoga tahun depan makin banyak dosen FKM yang ingin meningkatkan h-index sehingga banyak dosen yang lolos pendanaan RKI. Adanya RKI ini bisa untuk saling support, menguatkan dan menambah jejaring,” pungkas Trias.
Penulis : Vina Himmatus Sholikhah