Mahasiswa FKM UNAIR Berdayakan Masyarakat Dusun Bajo Kepulauan Buton Melalui Inovasi Ice Maker Berbasis PLTS 

0

FKM NEWS – Menjadi mahasiswa merupakan suatu kesempatan emas dalam mengembangkan diri dengan sebaik-baiknya. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk berperan aktif dalam bidang akademik, tetapi juga harus mengembangkan dirinya di kegiatan non akademik. Salah satu kegiatan non akademik yang identik dengan mahasiswa Kesehatan Masyarakat yaitu pengabdian masyarakat. 

Zulfa Anida, mahasiswa FKM UNAIR angkatan 2018, berhasil memenangkan Kompetisi Sobat Bumi yang diselenggarakan oleh Pertamina Foundation melalui inovasi Ice Maker berbasis PLTS. Mereka membuat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang dapat menyalakan freezer ikan untuk penduduk Bajo yang bermukim di tengah laut lepas. Pelaksanaan project ini sendiri memerlukan riset yang memakan waktu kurang lebih setahun mulai dari Agustus 2020 hingga September 2021. 

Berkat kemenangannya, Zulfa dan tim diberikan kesempatan untuk mengimplementasikan ide mereka yang berkaitan dengan implementasi energi baru terbarukan. Zulfa dan tim memilih Dusun Bajo, Kepulauan Buton, Sulawesi Tenggara sebagai daerah sasaran project tersebut. 

“Kenapa tidak di Pulau Jawa? Karena sebagian besar wilayah di Pulau Jawa telah dialiri listrik oleh PLN dan memang aturan dari PFSains apabila project tersebut diimplementasikan harus diimplementasi di daerah 3T yang belum teraliri listrik, di Jawa kan tidak ada daerah yang 3T ya,” Kata Zulfa.

Alasan mengapa Zulfa dan tim memilih Dusun Bajo sebagai sasaran karena sebagian besar mata pencaharian penduduk Bajo adalah nelayan. Setiap kali para penduduk tersebut selesai melaut, hasil tangkapan mereka biasanya langsung diperjual belikan. Namun, ada pula hasil tangkapan yang belum laku terjual. Hasil tangkapan yang belum laku tersebut disimpan di dalam ice box yang diisi oleh es batu guna menjaga ikan-ikan tersebut agar tetap dalam kondisi segar sebelum diperjualkan kembali.  

Para penduduk Bajo menggunakan ice box karena keterbatasan listrik yang tidak dapat membuat mereka untuk menghidupkan freezer. Hal tersebut membuat mereka harus bolak-balik ke pesisir untuk membeli balok es di pemukiman yang dialiri listrik. Hal ini menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi mereka karena perjalanan menuju pesisir memakan waktu sekitar 15 menit dan sebaliknya. Maka dari itu, PLTS tersebut dirancang untuk mengaliri listrik guna menghidupkan freezer milik penduduk Bajo dengan harapan untuk meningkatkan produktivitas mereka dalam melaksanakan mata pencahariannya tanpa harus menghadapi rintangan seperti dulu. 

Zulfa dan tim membagikan masker kepada masyarakat Bajo.

Selain menjalankan project PLTS untuk penduduk Bajo, Zulfa dan tim juga membagikan masker kepada masyarakat Bajo sebagai bentuk melawan pandemi COVID-19. Zulfa mengaku bahwa Ia juga harus menghadapi beberapa rintangan selama pelaksanaan project tersebut. Salah satunya yaitu berkaitan dengan optimalisasi sumber daya, mengingat bahwa tim Zulfa sendiri beranggotakan mahasiswa dari kampus yang berbeda-beda dan tidak menutup kemungkinan bahwa kesibukan mereka juga berbeda. Namun, hal tersebut tidak menjadi halangan untuk tidak melakukan kegiatan project tersebut semaksimal mungkin.

Zulfa juga berpesan sebagai mahasiswa harus bisa melakukan pemberdayaan secara nyata, tidak belajar secara teori aja.

“Sebagai mahasiswa FKM kita harus bisa melakukan pemberdayaan masyarakat secara nyata, tidak hanya teori saja. Dengan menerapkan teori di lapangan kita akan mengerti bagaimana kondisi masyarakat yang sebenarnya terjadi. Sehingga dengan seringnya kita menemui masalah, kita menjadi lebih tidak takut untuk menghadapi kehidupan nyata di tengah masyarakat,” pungkas Zulfa.

Penulis: Ambarsih Prameswari & Annisa Az Zahra 

Editor : Vina Himmatus S