Kerupuk telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya makan masyarakat Indonesia. Hampir setiap hidangan, dari nasi goreng hingga soto, sering kali disertai dengan kerupuk sebagai pelengkap. Kebiasaan makan pakai kerupuk ini bukan hanya soal selera, tetapi juga merupakan tradisi yang telah turun-temurun. Namun, dari sudut pandang kesehatan, kebiasaan ini menimbulkan pertanyaan penting tentang dampaknya terhadap gizi dan kesehatan masyarakat. Sebagian besar kerupuk yang dikonsumsi masyarakat Indonesia dibuat dari tepung terigu atau tapioka, yang tinggi karbohidrat tetapi rendah nutrisi lainnya, seperti protein, serat, dan vitamin.
Dari perspektif kesehatan, konsumsi kerupuk secara berlebihan dapat berkontribusi pada asupan kalori kosong, yang tidak memberikan nilai gizi yang signifikan. Menurut penelitian yang diterbitkan di *Jurnal Gizi Indonesia*, konsumsi makanan yang rendah kandungan gizi tetapi tinggi kalori, seperti kerupuk, dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit metabolik, seperti diabetes tipe 2. Selain itu, kerupuk yang digoreng dalam minyak panas berpotensi mengandung lemak trans, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL), sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Meskipun begitu, kerupuk masih bisa dinikmati sebagai bagian dari pola makan yang seimbang jika dikonsumsi dengan bijak dan tidak berlebihan. Mengganti kerupuk dengan varian yang lebih sehat, seperti kerupuk yang dipanggang atau terbuat dari bahan alami yang kaya serat seperti rumput laut, bisa menjadi alternatif yang lebih baik. Selain itu, mengurangi porsi kerupuk dan memastikan bahwa makanan utama tetap terdiri dari komponen yang kaya nutrisi, seperti sayuran, protein, dan biji-bijian, dapat membantu menjaga keseimbangan gizi. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan kebiasaan makan pakai kerupuk dari sudut pandang kesehatan dan membuat pilihan yang lebih bijak demi kesehatan jangka panjang.
Oleh : Jessy Adelia
Sumber:
- Suhardjo, S. (2021). “Kerupuk dalam Pola Makan Masyarakat Indonesia: Sebuah Tinjauan Gizi.” *Jurnal Gizi Indonesia*, 14(2), 112-119.
- Rachman, A. (2020). *Pola Konsumsi Kerupuk dan Risiko Kesehatan*. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
- Hartono, T., & Wirawan, A. (2019). “Dampak Konsumsi Lemak Trans dari Kerupuk terhadap Kesehatan Jantung.” *Jurnal Kesehatan Masyarakat*, 23(4), 45-53.