FKM NEWS – Pandemi Covid-19 telah merenggut jutaan nyawa dari seluruh dunia. Masalah ini akan terus menyebabkan ancaman yang serius. Dalam hal ini, para peneliti telah sadar akan pentingnya memahami kesehatan mental saat pandemi Covid-19, terutama yang berkaitan dengan gangguan stres pasca trauma (PTSD). Studi ini sangat penting untuk memastikan bahwa intervensi dan sumber daya pencegahan dan pengobatan yang ditargetkan dapat secara optimal melayani kebutuhan kesehatan mental masyarakat. Karena jumlah penelitian tentang PTSD dalam lingkup populasi umum di seluruh dunia selalu meningkat menjadikan variasi dari metode yang digunakan untuk mempelajari efek kesehatan mental dari krisis global ini semakin banyak juga. Seperti bagaimana pengalaman yang kompleks, berkembang, serta bertahan lama ini didefinisikan secara operasional dan bagaimana efek yang ditimbulkan selanjutnya dari masalah ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat.
Menurut Diagnostik dan Statistik Manual dari Gangguan Mental (DSM-5), diagnosis PTSD membutuhkan paparan peristiwa traumatis yang diikuti oleh gejala dan gangguan yang berkelanjutan. Dengan itu, identifikasi PTSD saat pandemi berlangsung memunculkan pertanyaan baru yakni bagaimana PTSD DSM-5 dengan kriteria A dapat dikonseptualisasikan dan dinilai terkait studi COVID-19. Padahal PTSD DSM-5 dengan kriteria A ini membutuhkan paparan peristiwa traumatis seperti diancam, cedera serius, atau kekerasan seksual. Selanjutnya DSM-5 mendefinisikan empat jenis paparan yang memenuhi syarat: paparan langsung, menyaksikannya secara langsung, mempelajarinya terjadi pada orang yang dicintai (dalam kasus kematian aktual atau terancam hanya jika itu kekerasan atau tidak disengaja), atau paparan berulang atau ekstrem terhadap rincian peristiwa yang tidak disukai meskipun tidak melalui media elektronik kecuali terkait dengan pekerjaan.
Dengan mengingat definisi ini, telah terjadi perdebatan yang signifikan mengenai apa dan bagaimana pandemi dapat ditafsirkan sebagai peristiwa traumatis yang memenuhi kriteria A, dan apakah dan bagaimana paparan terhadap peristiwa itu dapat dipastikan terutama dalam sampel populasi umum. Di luar masalah kriteria A, bagaimana gejala PTSD telah dievaluasi, dan kerangka waktu yang dipertimbangkan dalam penilaian tersebut telah menimbulkan kekhawatiran.
Penulis mencari sumber literatur dari studi yang telah dipublikasikan tentang COVID-19 dan PTSD yang dilakukan pada 3 Mei 2021 menggunakan PubMed, PsycARTICLES, dan Psychology and Behavioral Sciences Collection. Jurnal yang digunakan merupakan penelitian yang dilakukan sejak tahun 2019 berkaitan dengan orang dewasa berusia 18 tahun keatas.
Berdasarkan analisis yang dilakukan ternyata memang ada kebutuhan lebih lanjut dalam memahami efek kesehatan mental dari COVID-19 yang saat ini sedang berlangsung. Penulis telah meninjau hal yang dilakukan dalam studi terkait COVID-19 ini terhadap sampel populasi umum, yaitu berfokus pada PTSD dan gejalanya. Studi yang ditinjau menunjukan bahwa responden yang diambil dari populasi umum melaporkan adanya simtomatologi pasca trauma sedang hingga berat. Namun temuan ini terhambat dengan oleh beberapa masalah metodologis.
Penulis : Fachri Muchlasul A’mal
Editor : Shalikul Hadi