Gerakan mental health atau gerakan kesehatan mental semakin marak dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mental dan juga meningkatnya angka gangguan mental di masyarakat. Sayangnya, masih ada persepsi masyarakat yang salah tentang penderita gangguan mental yang kurang ibadah. Beberapa orang mungkin beranggapan bahwa gangguan mental disebabkan oleh kurangnya keimanan dan kurangnya ibadah, sehingga penderita menjadi dianggap sebagai orang yang kurang bertaqwa atau bahkan dianggap sebagai orang yang berdosa.
Persepsi ini sebenarnya sangat tidak tepat dan dapat berdampak buruk pada penderita gangguan mental. Gangguan mental dapat terjadi karena banyak faktor, seperti faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Gangguan mental bukanlah suatu bentuk hukuman atau kutukan, dan penderita tidak pantas dihakimi atau disalahkan karena kondisi yang mereka alami.
Selain itu, penting untuk diingat bahwa ibadah tidak selalu menjadi solusi utama dalam mengatasi gangguan mental. Meskipun ibadah dapat memberikan dukungan spiritual dan psikologis pada penderita, namun penderita juga membutuhkan dukungan medis dan psikologis yang memadai, seperti terapi dan obat-obatan. Mereka perlu mendapatkan perawatan yang komprehensif dan terintegrasi dari tim kesehatan yang terlatih dan terampil.
Jadi, sangat penting untuk menghilangkan persepsi yang salah dan memberikan dukungan yang tepat pada penderita gangguan mental. Kita harus memperlakukan mereka dengan pengertian, kasih sayang, dan rasa empati. Dengan cara ini, kita dapat membantu mereka merasa lebih nyaman dan mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan untuk pulih dan kembali berkontribusi pada masyarakat.
Penulis: Jessy Adelia