FKM NEWS – COVID-19 merupakan penyakit yang pertama kali ditemukan di Tiongkok dan mendapat pengakuan resmi pada Februari 2020. Meski COVID-19 semakin dikenal, kini masyarakat menghadapi kekhawatiran lain terkait vaksin jenis baru SARSCoV-2.
Dalam kata-kata World Health Organization (WHO), ‘masih banyak yang belum diketahui tentang bagaimana COVID-19 mempengaruhi orang dari waktu ke waktu’. Pendapat masyarakat yang berpengaruh dalam pencegahan COVID-19 berdampak langsung pada peningkatan kerjasama antara pasien, peneliti, dan ahli kesehatan yang mengarah pada kesadaran, pengetahuan, dan layanan dukungan kesehatan yang lebih baik untuk pasien COVID-19 jangka panjang. Sangat penting bagi setiap negara untuk memulai penelitian awal, dengan mendengarkan dan selalu memberikan pertimbangan terhadap pendapat orang-orang tentang COVID-19.
Sementara itu, tanggapan pemerintah di seluruh dunia memiliki berbagai tingkat keberhasilan dalam hal penanganan. Sangat penting untuk dipahami bahwa COVID-19 adalah masalah yang besar. Ini hanya bisa teratasi jika masyarakat membangun pengetahuan yang dimulai dari pasien (orang yang terkena COVID-19). Hanya dengan begitu masyarakat dapat mulai memahami kesenjangan yang hilang dalam pengetahuan seputar COVID-19, dan seperti apa strategi pengobatan dan rehabilitasi bagi mereka yang hidup di tengah COVID-19 ini.
Pada COVID-19 gelombang satu, jika seseorang mengalami salah satu gejala resmi, maka harus mengisolasikan diri selama 7 hari. Tanda-tanda tersebut diantaranya batuk yang tergolong parah, demam tinggi yang terus berkelanjutan, flu dan yang lainnya. Beberapa gejala yang ditunjukkan memang sama seperti penyakit pada umumnya. Demikian pula, kerangka waktu yang diberikan tentang seberapa cepat dan seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari COVID-19 juga berdampak pada kesejahteraan penderita dan keselamatan masyarakat luas.
Salah satu usaha yang telah dilakukan dalam mengatasi penyebaran COVID-19 dengan pemberian vaksin gratis kepada masyarakat. Namun, masih banyak keraguan yang ada pada setiap diri individu. Timbul beberapa pertanyaan tentang keamanan vaksin bagi mereka yang mengalami gejala COVID-19 panjang, terutama tentang respons terhadap kekebalan tubuh dan keamanan vaksin bagi mereka yang menderita COVID-19 yang parah untuk pertama kali, serta kekhawatiran tentang respons imun negatif terhadap tubuh setelah vaksin COVID-19. Selain itu, pemerintah telah melakukan usaha lain diantaranya dengan melakukan pembatasan kegiatan masyarakat, serta menerapkan protokol kesehatan guna menekan angka persebaran akibat virus COVID-19.
Penulis: Intan Ramadhani
Editor: Annisa Awip Alvionita