FKM NEWS – Nutrigenomik merupakan ilmu yang mengkaji tentang hubungan antara gen dan molekul biologi aktif serta mengulas secara detail interaksi diet dan gen. Pengembangan nutrigenomic bertujuan untuk menganalisis karakter genomik, proteomik, dan metabolomik setiap individu untuk menetapkan komposisi gizi yang tepat dalam diet. Salah satu aplikasi nutrigenomik adalah dalam kinerja atlet yang memerlukan personalisasi aktivitas fisik dengan diet yang sesuai untuk memaksimalkan pertumbuhan otot dan performa atlet. Perbedaan genetik pada individu memiliki pengaruh terhadap kekuatan otot, struktur rangka, ukuran jantung dan paru-paru, serta aktivitas tendon sehingga memunculkan fenotipe yang berbeda dan memengaruhi kinerja pada atlet. Massa otot basal dan respon terhadap latihan merupakan dua faktor utama yang berkontribusi terhadap kinerja otot. Sementara itu, faktor genetik menyumbang 50-80% dari variasi antar individu dalam massa tubuh dan memiliki dampak penting pada respon pertumbuhan otot. Dengan adanya pengaruh gen terhadap kinerja atlet, nutrigenomik pada bidang olahraga memiliki potensi untuk dikembangkan dalam upaya peningkatan prestasi dan kinerja pada atlet.
Nutrigenomik memiliki lingkup yang sangat luas terkait hubungan antara gen dan zat gizi pada makanan. Salah satu zat gizi penting yang memiliki pengaruh terhadap kinerja atlet adalah vitamin D. Vitamin D berperan sebagai pro-hormon yang larut dalam lemak dan merupakan salah satu zat gizi mikro. Vitamin D dapat diperoleh dari makanan dalam bentuk kolekalsiferol (vitamin D3) atau ergokalsiferol (vitamin D2) yang akan diaktifkan dalam tubuh dikulit sebagai respons terhadap sinar matahari. Reseptor vitamin D (VDR) memodulasi lebih dari 200 gen yang berfungsi untuk mentranskripsi protein serta terlibat dalam homeostasis kalsium dan kesehatan tulang, fungsi otot dan sistem antioksidan mitokondria, regulasi autoimun, dan sintesis hormon steroid.
Saat ini, belum terdapat penelitian yang menganalisis hubungan modifikasi genetik dari vitamin D terhadap performa atlet. Namun, telah diketahui saat ini bahwa vitamin D memiliki beberapa fungsi terkait kinerja atlet yaitu untuk menjaga kesehatan tulang, fungsi kekebalan, dan pemulihan sel dan otot setelah latihan. Vitamin D memiliki peran meningkatkan absorbsi kalsium yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan tulang. Hal ini berhubungan dengan performa atlet terutama yang berpartisipasi dalam olahraga dengan risiko tinggi fraktur. Penelitian menunjukkan bahwa vitamin D dalam jumlah yang cukup dapat membantu mencegah cedera, mengurangi peradangan, dan meningkatkan rehabilitas fungsional sehingga mengoptimalkan pemulihan dan respons adaptif akut terhadap pelatihan intensif melalui pengurangan peradangan dan peningkatan aliran darah.
Penelitian terkait hubungan gen dengan vitamin D menunjukkan bahwa terdapat dua gen yang terbukti memengaruhi status vitamin D individu, yaitu gen GC dan CYP2RI. Individu dengan gen GC dan CYP2RI diketahui memiliki risiko kekurangan vitamin D empat kali lebih tinggi. Munculnya kedua gen tersebut pada atlet akan menyebabkan peningkatan risiko peradangan dan pemulihan respon yang lebih lambat sehingga akan menurunkan kinerja atlet. Meskipun penelitian terkait gen dan vitamin D telah diketahui, suplementasi vitamin D di Indonesia dengan sasaran khusus atlet belum dilakukan karena pemenuhan vitamin D pada wilayah tropis sudah cukup baik sepanjang tahun. Oleh karena itu, pemenuhan vitamin D pada atlet di Indonesia dimaksimalkan melalui asupan makanan dan paparan sinar matahari yang cukup.
Penulis : Auresa Caesarputriaulya Willmart
Editor : Diah Khrisma Putriana