Pekerja Batik Madura, Rentan Keluhan Musculoskeletal Disorders

Keluhan Musculoskeletal Disorders dapat dialami oleh pekerja di berbagai sektor industri, salah satunya yakni industi non formal. Keluhan Musculoskeletal Disorders dapat menyebabkan pekerja mengalami penurunan produktivitas kerja. Keluhan Musculoskeletal Disorders yang dialami oleh pekerja disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti faktor karakteristik individu (jenis kelamin, kebiasaan merokok, kebiasaan berolahraga, indeks massa tubuh, umur, dan masa kerja) serta faktor biomekanik seperti posisi kerja. Tujuan dari penelitian ini yakni menganalisis hubungan indeks massa tubuh, umur, dan masa kerja dengan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja home industry batik Madura.

Penelitian ini bersifat observasional dengan rancang bangun penelitian cross sectional study. Jumlah sampel yang digunakan ditentukan dengan menggunakan total populasi. Pengumpulan data pada penelitian ini didapatkan dari hasil wawancara dan observasi. Analisis data yang digunakan adalah uji Fisher’s Exact dan korelasi Spearman dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat lemah antara jenis kelamin (C = 0,046), kebiasaan merokok (r = 0,049), umur (r = 0,014), dan masa kerja (r = 0,003) dengan keluhan Musculoskeletal Disorders, terdapat hubungan yang lemah antara kebiasaan berolahraga (C = 0,140) dengan keluhan Musculoskeletal Disorders, terdapat hubungan yang sedang antara posisi kerja (r = 0,477) dengan keluhan Musculoskeletal Disorders, serta terdapat hubungan yang kuat antara indeks massa tubuh (r = 0,558) dengan keluhan Musculoskeletal Disorders.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah faktor yang signifikan berpengaruh terhadap keluhan Musculoskeletal Disorders yakni indeks massa tubuh dan faktor yang cukup signifikan berpengaruh terhadap keluhan Musculoskeletal Disorders adalah posisi kerja. Pekerja disarankan untuk melakukan aktivitas olahraga dan relaksasi atau peregangan. Pemilik home industry batik Madura disarankan untuk memasang poster anjuran melakukan peregangan di tempat kerja, melakukan re-desain stasiun kerja, dan menetapkan waktu istirahat bagi pekerja. Puskesmas dan pihak dinas kesehatan setempat disarankan untuk memberikan penyuluhan terkait posisi kerja yang ergonomis.

Penulis: Galuh Sistha Prabarukmi, Noeroel Widajati

Berikut link artikel yang sudah publish di IJFMT:

http://www.ijfmt.com/scripts/IJFMT_Jan-March%202021_Final%20wih%20%20DOI%20(3).pdf

Diposting ulang dari http://news.unair.ac.id/2021/02/23/hubungan-antara-posisi-kerja-indeks-masa-tubuh-umur-dan-masa-kerja-pada-pekerja-home-industry-batik-madura/

Leave a Reply