FKM NEWS – Pandemi COVID-19 telah menyebabkan banyak perubahan yang terjadi secara mendadak, hal ini menyebabkan kesehatan psikologis remaja di seluruh dunia terancam. Selain itu, lockdown yang diberlakukan selama pandemi telah mengganggu banyak kegiatan, terutama kegiatan pendidikan dan kegiatan keseharian yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan remaja, tidak hanya itu perubahan yang terjadi juga mempengaruhi manajemen diri para remaja terhadap kehidupan mereka sehari-hari, yang juga berdampak negatif pada keamanan interpersonal mereka di masa pandemi ini.
Hubungan negatif antara ketidakamanan dan kesejahteraan subjektif di masa pandemi ini dipengaruhi oleh pengendalian diri dan juga harapan individu. Semakin sedikit harapan yang dimiliki individu, semakin kuat hubungan antara rasa tidak aman dan pengendalian diri sehingga menyebabkan kerentanan kesejahteraan subjektif. Menanggapi krisis yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 ini, para pemuda dengan harapan yang lebih tinggi cenderung menganggap kesulitan sebagai peluang untuk tumbuh atau berkembang dan lebih bersedia mengontrol diri mereka untuk menghadapi kesulitan tersebut. Sebaliknya, individu dengan tingkat harapan yang lebih rendah cenderung tidak mengembangkan solusi yang efektif dan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk menyerah sehingga dapat menyebabkan tingkat kesejahteraan subjektif mereka relatif rendah.
Kesejahteraan subjektif yang berkaitan dengan penilaian kognitif dan perasaan emosional seseorang yang positif dapat berdampak terhadap kualitas hidup secara umum. Pada kaum muda, kesejahteraan subjektif telah terbukti sangat terkait dengan kesehatan dan kesejahteraan mereka sepanjang hidup. Tingkat kecemasan yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya rentan terhadap kondisi lingkungan yang merugikan sehingga dapat mempengaruhi pengendalian atau kontrol diri seseorang. lingkungan yang buruk akan menunjukkan hubungan yang negatif antara ketidakamanan dan kesejahteraan subjektif sehingga dapat memunculkan perasaan tidak aman yang dapat meningkatkan afeksi negatif dan mempengaruhi kontrol diri seorang remaja.
Namun, terlepas dari situasi yang sulit tersebut, masih banyak remaja yang dapat tetap tenang dan mampu mempertahankan kecemasan mereka, hal ini menunjukkan bahwa pengendalian diri telah terbukti berperan dalam membantu seseorang mengelola emosi yang menyakitkan dan membantu menyesuaikan diri dengan peristiwa yang menyebabkan stress. Pengendalian diri yang positif ternyata memiliki efek penyangga terhadap konsekuensi berbahaya dari lingkungan yang merugikan dan perasaan yang tidak aman serta sebagai aset psikologis yang penting. Pengendalian diri juga dapat memainkan peran kompensasi dalam konteks pandemi. Karakteristik yang terkait dengan pengendalian diri yang tinggi dapat membantu remaja untuk mempertahankan gaya hidup yang lebih sehat selama isolasi dan mengurangi dampak ketidakamanan yang dirasakan selama pandemi, sehingga dapat membantu menstabilkan kesejahteraan subjektif mereka.
Penulis : Aprilia Kaliky
Editor : Ambarsih Prameswari