Pentingnya Angka Kecukupan Gizi (AKG): Asupan Vitamin D sebagai Daya Tahan Tubuh dan Manfaat lainnya bagi Kesehatan

Vitamin D merupakan salah satu mikronutrien yang bersifat larut dalam lemak yang berperan dalam metabolisme kalsium dan fosfat, homeostasis kalsium, kesehatan vaskuler, diferensiasi dan proliferasi sel. Vitamin D, yang juga disebut “sunshine vitamin”, sering dikaitkan dengan beberapa penyakit mulai dari penyakit degeneratif sampai keganasan (Fiannisa, 2019). Sumber vitamin D yang utama berasal dari sinar matahari. Sedangkan, sumber lainnya berasal dari makanan yang dapat ditemukan dalam minyak ikan, telur, mentega, hati, ikan, susu, dll.

Vitamin D sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan sistem imun pada segala golongan usia mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Menurut Fox (2008), sistem imun mencakup semua struktur dan proses yang menyediakan pertahanan tubuh untuk melawan bibit penyakit dan dapat di kelompokkan menjadi dua kategori yaitu; sistem imun bawaan (innate) yang bersifat non-spesifik dan sistem imun adaptif yang bersifat spesifik.

Berbagai multivitamin yang mengandung vitamin D3 plain (vitamin D standar) saat ini juga tersedia di pasaran, sebagai suplemen nutrisi asupan vitamin D. Konsumsi suplemen vitamin D dalam jangka panjang harus berdasarkan sepengetahuan dokter dan sebaiknya diikuti dengan pemeriksaan kadar vitamin D dalam darah. Batas maksimal penggunaan vitamin D sebagai suplemen kesehatan di Indonesia adalah 400IU/hari. Mengonsumsi suplemen vitamin D dengan dosis yang tinggi dapat menyebabkan gangguan hiperkalsemia dan hiperkalsiuria yang dapat melemahkan tulang dan merusak ginjal. Sebaliknya, kekurangan vitamin D dapat menimbulkan beberapa penyebab penyakit seperti menurunkan kepadatan tulang, menyebabkan otot melemah terkait usia, mudah sakit karena sistem imun yang lemah, dan masih banyak lagi.

Rimahardika (2016) berpendapat bahwa vitamin D memiliki manfaat utama dalam membantu proses pembentukan dan pemeliharaan tulang, hormon-hormon paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium dan fluor. Berikut beberapa manfaat vitamin D yang cukup luas:

  • Mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Perkembangan tulang dan otot membantu sel-sel saraf otak membawa pesan dan membantu sistem kekebalan tubuh melawan bakteri dan virus yang menyerang. Sistem kekebalan tubuh yang kuat menjadi salah satu faktor yang sangat penting bagi tubuh untuk melawan tertularnya penyakit.

  • Suplemen vitamin D dapat mengurangi risiko infeksi virus pernapasan

Suplemen vitamin D dengan dosis yang cukup mampu meningkatkan respons kekebalan dan melindungi tubuh dari infeksi pernapasan secara keseluruhan. Pemberian suplemen D juga dapat menurunkan risiko saluran pernapasan akut (ISPA) pada mereka yang kekurangan vitamin D, dan yang memiliki kadar memadai.

  • Meningkatkan fungsi dan kinerja jantung

Disisi lain, vitamin D juga berguna untuk mengontrol tekanan darah dan kadar glukosa dalam darah. Apabila kedua hal tersebut kadarnya tinggi, maka besar kemungkinan akan terjadi gangguan fungsi jantung. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan kadar vitamin D yang lebih tinggi memiliki kinerja jantung yang baik serta risiko lebih rendah terkena stroke dan serangan jantung.

  • Menurunkan risiko komplikasi penyakit

Mengonsumsi suplemen vitamin D dengan dosis yang cukup sesuai AKG (Angka Kecukupan Gizi) mampu mengurangi infeksi penyakit yang parah. Sampai saat ini, uji coba lebih besar masih diperlukan untuk menemukan jawaban yang pasti.

 Vitamin D masuk ke tubuh melalui asupan makanan (20%) atau disintesis di kulit (80%) oleh 7-dihidrokolesterol dengan bantuan paparan sinar UVB (Ultraviolet B) dengan reaksi termal (Sassi et al., 2018; Bergman, 2020; DeLuccia et al., 2020). Vitamin D berpengaruh pada proses pertumbuhan sel, fungsi neuromuskuler, dan kekebalan tubuh. Vitamin D dapat memodulasi respon imun bawaan dan adaptif. Studi observasi menunjukkan bahwa selalu ada hubungan antara rendahnya kadar vitamin D dalam darah, sehingga dengan mudahnya seseorang mengalami infeksi saluran pernapasan.

Vitamin D diabsorpsi dalam usus halus bersama lipida dengan bantuan cairan empedu. Vitamin D dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma binding protein (DBP) menuju ke tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang, dan jaringan-jaringan lainnya. Absorpsi vitamin D pada orang tua dinilai kurang efisien bila kandungan kalsium makanan rendah. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh gangguan ginjal dalam melakukan proses metabolisme vitamin D.

Rimahardika (2016) berpendapat bahwa vitamin D dibentuk di dalam kulit oleh sinar ultraviolet. Sinar matahari juga dapat mengubah provitamin D menjadi bahan yang tidak aktif. Banyaknya provitamin D dan bahan tidak aktif yang dibentuk bergantung pada intensitas radiasi ultraviolet. Faktor lain yang mempengaruhi pembentukan provitamin D adalah pigmentasi, penggunaan alas penahan matahari dan lama waktu penyingkapan terhadap matahari. Vitamin D di dalam hati diubah menjadi bentuk yang lebih aktif. Bentuk [25(OH)D3] adalah bentuk aktif vitamin D yang paling banyak di dalam darah dan banyaknya bergantung pada konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap matahari. Kemudian, bentuk aktif ini dibuat oleh ginjal dan beralih ke usus halus. Kalsitriol pada usus halus meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor kemudian mobilisasinya ditingkatkan pada tulang yang mampu membentuk sistem kekebalan tubuh manusia.

 

Penulis : Theresa Angelina Christa