Minggu (15/9/2024) telah dilaksanakan kegiatan Pelatihan 2 Mawacana secara via Zoom Meeting, guna menyikapi isu mengkhawatirkan tentang potensi gempa besar megathrust yang ramai memenuhi media sosial yang diselenggarakan oleh Club Mawacana (Mahasiswa Tanggap Bencana) FKM UNAIR. Pelatihan yang bertajuk “Membangun Peran Mahasiswa yang Sigap dan Tanggap dalam Mitigasi Bencana Gempa Bumi”. Menghadirkan Ludy Ferdian SH, selaku Analis Kebencanaan Ahli Pertama BPBD Kota Surabaya sebagai pemateri. Beliau menekankan bahwa mahasiswa harus memiliki pemahaman yang baik serta kesiapsiagaan menghadapi bencana, terutama gempa bumi.
Dari adanya pelatihan ini saya sebagai peserta mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu baru agar tidak panik terhadap berita yang beredar di media sosial tentang megathrust yang sering muncul bukanlah prediksi, melainkan sebuah potensi. Tips untuk melindungi diri saat gempa terjadi yang pertama adalah menyiapkan rencana penyelamatan diri, jika berada di dalam gedung saat gempa akan sangat berbahaya jika langsung lari keluar. Gempa biasanya hanya berlangsung 10 hingga 20 detik, sehingga waktu tersebut sebaiknya dimanfaatkan untuk berlindung sejenak sebelum menuju titik kumpul melalui jalur evakuasi.
Jumat (08/11/2024) dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan pemahaman tentang penanganan bencana alam khususnya bagi mahasiswa di lingkungan kampus Club Mawacana (Mahasiswa Tanggap Bencana) FKM UNAIR bekerjasama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya dalam mengadakan Pelatihan 3 Mawacana dengan judul “Simulasi Dan Pelatihan Evakuasi Gempa Bumi Sebagai Kesiapsiagaan Mahasiswa Dalam Menghadapi Bencana Alam” di RK 11 FKM UNAIR.
Jika pada Pelatihan 2 saya hanya mendengarkan materi yang disampaikan via zoom meeting, berbeda dengan Pelatihan 3 ini yang dilaksanakan praktik secara langsung dengan didampingi dan diarahkan langsung oleh pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya. Yang pertama dijelaskan bagaimana cara melindungi diri saat gempa terjadi dengan DROP > COVER > HOLD-ON dengan langkah langkah letakkan tangan kanan diatas kepala menyilang ke arah kiri guna melindungi kepala bagian atas selanjutnya tangan kiri memegang kepala bagian bawah dan leher, yang paling penting jangan panik,jika berada didalam gedung jangan langsung keluar bertahan terlebih dahulu sekitar 10-20 detik untuk berlindung sejenak sebelum menuju titik kumpul melalui jalur evakuasi.
Kedua, dijelaskan evakuasi korban menggunakan teknik angkat langsung yang membutuhkan 2-3 orang dan saya berkesempatan untuk mempraktekkannya secara langsung dengan langkah langkah membaringkan korban secara sejajar, tangan pengevakuasi diletakkan di bawah tubuh korban sambil dipegang dengan erat, selanjutnya mulai mengangkat setengah badan dengan bertumpu pada kaki usahakan antar pengevakuasi bertumpu pada kaki yang sama, kemudian ubah posisi korban yang semula terlentang ke atas menjadi ke arah badan pengevakuasi, yang terakhir pengevakuasi berdiri secara serempak dan korban di evakuasi ke tempat yang aman.
Ketiga contoh cara evakuasi jika korban mengalami cedera pada kaki yaitu dengan meletakkan kaki korban yang cedera di atas kaki salah satu pengevakuasi dan berjalan dengan memapah dengan pelan pelan.
Saya merasa sangat beruntung dan berterima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti pelatihan tanggap bencana gempa bumi yang diselenggarakan oleh Club Mawacana, bekerja sama dengan BPBD Kota Surabaya. Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis yang sangat berguna, tetapi juga mengenai betapa pentingnya kesiapsiagaan dan kesadaran dalam menghadapi bencana alam, khususnya gempa bumi yang dapat terjadi kapan saja.
Salah satu hal yang paling saya sadari setelah mengikuti pelatihan ini adalah bahwa bencana, seperti gempa bumi, tidak dapat diprediksi, namun kita semua bisa mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Pelatihan ini memberikan pengetahuan yang sangat penting mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum, selama, dan setelah terjadi gempa bumi. Lebih dari itu, pelatihan ini juga menekankan pentingnya peran kita sebagai mahasiswa dalam mendukung upaya mitigasi bencana. Misalnya, bagaimana kita bisa ikut menyebarkan informasi dan pengetahuan terkait kesiapsiagaan bencana kepada orang lain, serta bagaimana menjadi relawan yang siap membantu saat bencana terjadi.
Secara keseluruhan, pelatihan tanggap bencana gempa bumi yang diselenggarakan oleh Club Mawacana dan BPBD Kota Surabaya ini sangat bermanfaat dan menginspirasi. Saya merasa lebih paham tentang pentingnya keterlibatan aktif setiap mahasiswa dalam upaya mitigasi dan tanggap bencana. Saya berharap pelatihan seperti ini dapat terus dilakukan secara rutin untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan sebagai mahasiswa.
Penulis : Silvi Agustina Sukmasari