Surabaya, – Universitas Airlangga (Unair) sebagai world class university sentiasa konsisten melahirkan alumni yang tidak hanya berkapasitas nasional melainkan pula skala internasional. Salah satu dari sekian alumni Unair yang memiliki kapasitas dan kemampuan yang diakui secara nasional maupun internasional adalah Mochammad Rizal. Ahli gizi yang pernah dipercaya sebagai sport nutritionist Timnas Sepakbola Indonesia itu merupakan alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair.
Tak hanya itu, Rizal -sapaan akrabnya- juga tengah melanjutkan studi S3nya di kampus ternama dunia yaitu Cornell University. Bahkan program S2nya pun diselesaikan di kampus yang sama. Prestasi demi prestasi yang dicetak pria yang bahkan rajin menelurkan karya tulis mulai artikel populer, jurnal maupun buku itu tak lepas dari minat dirinya pada bidang sport nutrition sejak awal. Konsistensi menggeluti bidang yan jarang dilirik ini, membuatnya mampu fokus dan terus berprestasi yang diakui secara nasional maupun global.
Dalam wawancara khusus dengan media ini. Rizal mengisahkan bagaimana dirinya dulu memilih program S1 Gizi di FKM Unair, bagaimana pengalamannya selama kuliah, perjalanan karier hingga kesan dan pesannya untuk mahasiswa Unair khususnya FKM yang kini tengah menjalani kuliah mereka.
Rizal menceritakan bahwa dirinya dulu kuliah di S1 Gizi FKM Unair tidak melalui jalur reguler, melainkan melalui alih jenis atau alih jenjang. Dengan sejumlah alasan teknis dan keinginan membangun karier di Surabaya dan sekitarnya, yang dimulai dengan bekerja part-time dengan salah satu NGO, akhirnya ia memutuskan melanjutkan studi melalui alih jenjang ke FKM Unair.
“Alih jenjang itu masuknya sore, sehingga cocok dengan karier yang mulai saya bangun pasca lulus D3. Sehingga kuliah plus bekerja dapat dilakukan,” ujar Rizal pada media ini.
“Alasan terkuat juga karena saya ingin mendalami ilmu gizi olahraga dan reputasi Unair khususnya FKMnya sudah sangat bagus di bidang ini,” tegasnya.
Peran Besar FKM Unair Dalam Perjalanan Karier Sebagai Sport Nutritionist
Bahkan Rizal menegaskan bahwa sebagai salah satu kampus yang dirinya pernah berproses di dalamnya, FKM Unair sangat berperan dalam perjalanan karier dirinya sebagai sport nutritionist. Salah satunya yang selalu membuatnya terkesan adalah mata kuliah gizi olahraga yang diampu Sri Adiningsih. Berkat mata kuliah ini dan peran dosennya itulah, Rizal akhirnya bisa memiliki kesempatan berkarier sebagai tim gizi di KONI Jatim.
“Jadi di FKM Unair inilah saya seperti masuk dunia yang baru. Jika saat D3 hanya belajar gizi klinis, gizi masyarakat maka melalui gizi olahraga di FKM Unair inilah saya bisa mengeksplor diri dan kemampuan serta minat saya, termasuk tentunya menjadi bagian tim gizi KONI Jatim dan berkarier di sana selama kurang lebih 2-3 tahun lamanya,” ujar Rizal.
“Melalui FKM Unair inilah terbukanya gerbang karier saya di bidang gizi olahraga,” tegas Rizal bangga.
Bahkan karena bidang gizi olahraga inilah, saat skripsi dirinya mengambil topik yang sama dibawah bimbingan Prof. Trias Mahmudiono, SKM, MPH (Nutr), GCAS, Ph.D., sekaligus menjadi pintu masuk bagi perjalanan karier berikutnya. Skripsinya mengenai gizi olahraga di dunia sepakbola.
“Karena skripsi inilah saya akhirnya dipercaya menjadi bagian sport nutritionist di Timnas Sepakbola Indonesia dibawah asuhan Shin Tae Yong waktu itu untuk persiapan Piala Dunia U-20,” kisahnya bangga.
Dari interaksi dengan tim medis klinis dan officials timnas lainnya, Rizal juga diperbantukan di kepanitiaan Piala AFF di Sidoarjo. Pada momen inilah, dirinya membangun networking sehingga saat Shin Tae Yong dikontrak resmi menjadi pelatih Timnas Indonesia dan memiliki concern tinggi terkait gizi anggota timnas, pintu karier lebih tinggi lagi bagi Rizal terbuka.
“Melalui seleksi akhirnya saya terpilih dan bisa memiliki kesempatan berkarier di Timnas waktu itu hampir satu tahun ya. Sempat juga keliling dunia untuk TC (training center, red.) misalnya ke Kroasia, Spanyol,” paparnya.
“Sekali lagi FKM Unair khususnya Bu Din dan Prof Trias sangat membantu dan berperan besar dalam perjalanan karier saya. Termasuk S2 dan S3 saya di Cornell University ini ada peran FKM Unair khususnya Prof Trias yang memberikan rekomendasi dan segala macam,” tukas Rizal.
Pasca lulus dari FKM Unair, Rizal menjalani karier dalam dua sub bidang yang disebutnya berbeda. Pertama menggeluti gizi di dunia olahraga. Kedua, ia concern pula pada isu international nutrition yaitu masalah-masalah gizi yang ada di negara-negara berkembang seperti Indonesia dan India dimana ia menjadi fokus dirinya saat studi S2 dan S3 saat ini di Cornell University.
“Basis-basis teoretik dan materi yang saya dapatkan di FKM Unair bahkan ada yang relevan dengan studi S3 saya sekarang tentang international nutrition di Cornell University seperti tentang gizi migran. Ada juga double burden of malnutrition seperti di saat bersamaan stunting tapi juga kena anemia, obesitas. Itu sangat terpakai sekarang apalagi riset saya terkait isu-isu tersebut,” detailnya.
“Saya dulu juga belajar tentang epidemiologi, statistik, metode penelitian. Dan percaya tidak, kesemuanya itu sangat membantu dalam riset S3 yang saya lakukan,” katanya.
“Bahkan sesudah S2 sebelum lanjut S3, saya pernah sekolah profesi dan mendaftar sebagai register dietation dan ilmunya terkait misalnya gizi klinis, gizi masyarakat dalam membuat program-program di Puskesmas, intervensi gizi untuk penyakit, sangat terpakai loh bahkan saat PKL S1 itu, laporan-laporannya saya buka lagi dan bermanfaat banget,” ujarnya.
Pesan Pada Mahasiswa: Bangun Networking dan Personal Branding Sejak Awal!
Karena itulah, Rizal mendorong mahasiswa yang kini tengah aktif kuliah di Unair khususnya FKM, untuk men-set sejak awal apa yang menjadi goal atau tujuan kita berkuliah apa. Karena banyak mahasiswa saat kuliah kerapkali bingung mau ngapain setelah kuliah.
“Karena kalau baru ngeh saat lulus atau pasca lulus, menurut saya itu relatif terlambat. Saya sempat alami kebingungan saat kuliah S1 dulu tapi kemudian saya langsung men-set tujuan akhir saya apa,” ujar Rizal.
Ketika mahasiswa tahu hendak kemana setelah lulus, lanjut Rizal, apakah akan jadi akademisi, bekerja di korporat atau menjadi abdi negara, mahasiswa akan semakin bisa dan cepat dalam menata apa yang akan dilakukan selama kuliah berlangsung.
“Kalau teman-teman mau jadi akademisi atau dosen maka ketika kuliah mulailah bangun portofolio terkait hal itu. Seperti mulai belajar banyak menulis paper, ikut lomba karya tulis ilmiah, ikut penelitian para dosen, yang nantinya akan menambah exposure mahasiswa terkait dunia akademis,” pesannya.
“Tapi kalau mau bekerja di korporat misalnya K3 dan segala macam, maka mahasiswa bisa mulai mencari info misalnya pelatihan K3, kemudian lebih concern ke isu K3, sehingga berpengaruh ke nilainya, lalu bangun jejaring alumni khususnya di isu K3. Di Amerika namanya Coffee Chat dimana kita mengontak orang yang kerja di bidang terkait dan ngobrol-ngobrol sehingga akhirnya relasi terbangun,” imbuhnya detail.
“Ada kata-kata mutiara menarik yang saya bisa berikan pada temen-temen mahasiswa yaitu It is not only about what you know but it is also about who you know and also who knows you. Jadi untuk dunia karier, jadi temen-temen mahasiswa harus tahu apa yang dipelajari yang artinya adalah hard skills, tapi bukan berarti berhenti di situ, tapi bangun networking melalui soft skills. Dan akhirnya bangunlah personal branding dengan membangun portofolio dari sekarang sehingga orang lain tahu siapa kita dan akhirnya pasca lulus lebih mudah berkarier,” tandas pria yang juga aktif sebagai influencer dengan konten terkait gizi di akun instagramnya @rizalnutritionist itu, mengakhiri keterangannya.
(tommy/rafel)