FKM NEWS – Pada hari Selasa tanggal 06 Juni 2023, sebuah seminar SEHAT (seminar on Environment and health) dengan tema “Addresing Extreme Wheater Related Diarrheal Disease Risk In The Asia Pacific Region (AWARD-APR)” yang membahas tantangan kesehatan terkait isu global perubahan iklim mengenai penyakit diare akibat cuaca ekstrim di wilayah Asia Pasifik telah sukses diselenggarakan. Seminar ini diikuti oleh 110 peserta yang terdiri mahasiswa dan civitas akademika baik secara offline maupun online yang berasal dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi S1 dan S2 Kesehatan Lingkungan Univeristas Airlangga, penggiat program kampung iklim Sidoarjo dan umum. Kegiatan ini dimoderatori oleh Koordinator Program Studi Magister Kesehatan Lingkungan ibu Dr. R. Azizah, S.H., M.Kes dan diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan meningkatkan kapasitas mahasiswa mengenai risiko penyakit diare yang terkait dengan cuaca ekstrim di wilayah Asia Pasifik dengan menghadirkan Narasumber utama Prof. Wang, Yu Chun Ph.D dari Department of environmental Engineering, Chung Yuan Christian University, Taiwan.
Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Kuliah Bersama Kampus C Universitas Airlangga ini dibuka dengan sambutan oleh Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat yakni Dr. Santi Martini, dr., M.Kes dan didampingi oleh Ibu Dr.ir.Lilis Sulistyorini, M.Kes selaku Kepala Departemen Kesehatan Lingkungan UNAIR.
Dalam sesi persentasi, Prof. Wang mengungkapkan keprihatinan akan meningkatnya kasus penyakit diare yang terkait dengan cuaca ekstrim di wilayah Asia Pasifik. Ia menjelaskan bahwa cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan perubahan pola hujan dapat memberikan dampak negatif pada ketersediaan air bersih, sanitasi, dan kebersihan di wilayah tersebut
Prof. Wang membahas faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko penyakit diare akibat cuaca ekstrim di Asia Pasifik. Ia menyoroti pentingnya kebersihan air, sanitasi yang memadai, dan praktik kebersihan pribadi dalam mengurangi penyebaran penyakit diare. Selain itu, para peserta seminar juga menyoroti perlunya meningkatkan kapasitas adaptasi dan tanggap darurat di wilayah-wilayah yang rentan terhadap cuaca ekstrim.
Prof .Wang mengungkapkan untuk mengatasi masalah ini, beberapa strategi dapat diterapkan di Indonesia antara lain (1) Meningkatkan Air, Sanitasi, dan Kebersihan untuk mencegah penyakit yang ditularkan melalui air, (2) Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim dan penyakit diare, (3) Melaksanakan program yang meningkatkan kesadaran masyarakat terkait terapi rehidrasi oral (ORT) untuk menurunkan risiko kematian, (4) Menerapkan sistem surveilans dan peringatan dini untuk melacak prevalensi dan memberikan respons tepat waktu dan (5) Meningkatkan pendidikan dan penelitian untuk bencana terkait iklim. Selain itu juga, Prof. Wang menerangkan upaya mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim menurut Calgary Canada Climate Program.
Dengan terlaksananya seminar ini, diharapkan komitmen bersama untuk mengatasi risiko penyakit diare yang terkait dengan cuaca ekstrim di wilayah Asia Pasifik semakin diperkuat. Langkah-langkah pencegahan yang efektif dan respons tanggap darurat yang cepat harus menjadi prioritas untuk melindungi kesehatan masyarakat dan membangun wilayah yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrim. Melalui kerja sama global dan implementasi strategi yang holistik, diharapkan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan dapat tercapai, guna melindungi kesehatan manusia dari dampak perubahan iklim yang terus berkembang. Kegiatan ini ditutup dengan penyampaian kesimpulan dari moderator dan penyerahan cinderamata dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR kepada narasumber dan berfoto bersama.
Penulis: Romaydi Saputra