Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan dan harapan bagi sektor kesehatan di wilayah timur Indonesia, terutama di Kabupaten Kepulauan Yapen dan Kabupaten Waropen. Kedua kabupaten ini, yang berada di Provinsi Papua, mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah pusat melalui program pendampingan tata kelola kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan program kesehatan di daerah tersebut.
Kegiatan pendampingan ini dilakukan oleh tim dari Universitas Airlangga (Unair), yang terdiri dari tenaga ahli di bidang kesehatan masyarakat. Tim Unair diwakili oleh Dr. Setya Haksama, drg., M.Kes, Sigit Airi Saputro, S.KM., M.Kes., PhD, Shintia Yunita Arini, S.KM., M.KKK, Dr. Farid Dimjati Lusno, dr., M.KL, dan Zulfa Labibah, S.KM. Bersama-sama, mereka melakukan pendampingan dalam penyusunan dokumen rencana kerja Dinas Kesehatan Kabupaten untuk memastikan bahwa program-program kesehatan di kedua kabupaten ini dapat direncanakan dan diimplementasikan secara lebih efektif dan efisien, baik dari segi teknis maupun anggaran.
Perjalanan Panjang Menuju Papua
Perjalanan menuju Kabupaten Kepulauan Yapen dan Kabupaten Waropen bukanlah hal yang mudah. Dari Surabaya, tim Unair memerlukan waktu tiga hari untuk tiba di Kepulauan Yapen. Ini disebabkan oleh keterbatasan pilihan transportasi menuju wilayah yang cukup terpencil ini. Akses ke Waropen bahkan lebih menantang, karena satu-satunya jalan menuju kabupaten tersebut adalah melalui jalur laut. Tim harus menunggu kapal cepat yang keberangkatannya sangat bergantung pada kondisi cuaca di hari tersebut. Cuaca buruk bisa menjadi penghalang besar, membuat jadwal perjalanan menjadi tak menentu.
Namun, semua tantangan akses ini tidak menyurutkan semangat tim Unair. Sesampainya di lokasi, mereka disambut hangat oleh tim Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen dan Kabupaten Waropen. Kedua tim Dinas Kesehatan tersebut menunjukkan semangat luar biasa untuk belajar dan maju, meskipun kondisi geografis dan keterbatasan fasilitas sering kali menjadi hambatan dalam menjalankan program kesehatan.
Pendampingan Penyusunan Rencana Kerja
Salah satu fokus utama dari program pendampingan ini adalah membantu Dinas Kesehatan di kedua kabupaten dalam penyusunan dokumen rencana kerja. Dokumen ini sangat penting karena menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program kesehatan setiap tahunnya.
Sebelum program pendampingan ini, kedua Dinas Kesehatan belum memiliki dokumen rencana kerja yang seharusnya disusun secara rutin setiap tahun. Kondisi ini membuat perencanaan program kesehatan di kedua kabupaten menjadi kurang terarah dan berpotensi menyebabkan alokasi anggaran yang kurang tepat. Tim Unair bekerja sama dengan tim Dinas Kesehatan untuk menyusun rencana kerja yang lebih terstruktur dan komprehensif, mencakup berbagai aspek mulai dari prioritas program, alokasi sumber daya, hingga pengelolaan anggaran.
Pendampingan ini juga membantu meningkatkan pemahaman tim Dinas Kesehatan mengenai pentingnya perencanaan yang matang dalam menjalankan program-program kesehatan. Dengan rencana kerja yang baik, program-program kesehatan diharapkan dapat lebih fokus, tepat sasaran, dan efisien dalam pemanfaatan anggaran.
Tantangan Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Yapen dan Waropen
Kabupaten Kepulauan Yapen dan Waropen menghadapi berbagai masalah kesehatan yang kompleks, termasuk tingginya angka kasus penyakit menular seperti AIDS, tuberkulosis (TB), dan malaria. Penyakit-penyakit ini menjadi prioritas utama dalam program kesehatan di kedua kabupaten tersebut karena dampaknya yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat.
- AIDS: Epidemi AIDS menjadi ancaman serius di banyak wilayah di Papua, termasuk Kepulauan Yapen dan Waropen. Minimnya akses terhadap fasilitas kesehatan dan edukasi yang terbatas mengenai pencegahan penyakit menular menjadi faktor yang memperburuk situasi ini. Pendampingan ini diharapkan dapat membantu dinas kesehatan setempat merancang program pencegahan dan penanganan AIDS yang lebih efektif.
- Tuberkulosis: TB adalah salah satu penyakit menular paling mematikan di Indonesia, terutama di daerah-daerah dengan fasilitas kesehatan yang terbatas. Penanganan TB membutuhkan program yang berkelanjutan, termasuk pengawasan pasien yang ketat agar pengobatan dapat berlangsung hingga tuntas.
- Malaria: Di daerah tropis seperti Papua, malaria masih menjadi ancaman utama. Kondisi lingkungan yang lembap serta minimnya infrastruktur untuk mengendalikan populasi nyamuk membuat penyebaran malaria sulit untuk dikendalikan. Salah satu fokus rencana kerja dinas kesehatan adalah memperkuat program pemberantasan malaria dengan strategi yang lebih terarah dan efektif.
Kondisi di Indonesia bagian timur, termasuk Papua, memang memerlukan perhatian khusus. Namun, kehadiran program pendampingan tata kelola kesehatan ini membawa angin segar bagi sektor kesehatan di wilayah tersebut. Program ini adalah bagian dari inisiatif yang lebih besar dari Biro Perencanaan dan Penganggaran, Kementerian Kesehatan Indonesia, yang bertujuan memperluas program kesehatan ke daerah-daerah yang selama ini kurang terjangkau.
Dengan adanya program ini, Dinas Kesehatan di Kepulauan Yapen dan Waropen tidak hanya mendapatkan dukungan teknis, tetapi juga wawasan dan pengetahuan baru tentang bagaimana mengelola program kesehatan dengan lebih baik. Para tenaga kesehatan di daerah ini sangat antusias untuk memulai perubahan dan berharap program ini akan membawa dampak positif bagi kesehatan masyarakat di wilayah mereka.
Oleh: Nathania Indrawati