Dalam upaya memperkuat sistem kesehatan di tingkat komunitas, pemerintah meluncurkan program Integrasi Layanan Primer (ILP). Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan dasar dengan menghubungkan berbagai layanan kesehatan di tingkat Puskesmas hingga Posyandu. Perilaku merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan, seperti perilaku merokok dan membakar sampah yang masih menjadi kebiasaan masyarakat Desa Semanding, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo.
Sebagai upaya preventif terhadap penyakit akibat asap rokok dan membakar sampah, Kelompok 1 PKL FKM UNAIR menyusun program SIAP SEHAT “Sinergi Pemberdayaan Masyarakat untuk Intervensi Penyakit Akibat Asap Rokok dan Pembakaran Sampah di Desa Semanding”. Program ini memiliki tiga kegiatan, yaitu Peningkatan Kompetensi Kader, ASRI (Aksi Semanding Sadar Lingkungan), dan RBAR (Rumah Bebas Asap Rokok). Program SIAP SEHAT mendukung beberapa poin SDGs, yaitu poin 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dengan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pengurangan paparan asap rokok dan pembakaran sampah, poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dengan mengurangi emisi dari pembakaran sampah, dan poin 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi lintas pihak.
Kegiatan pertama yaitu Peningkatan Kompetensi Kader yang diadakan pada 20 Januari 2025 di Balai Desa Semanding untuk meningkatkan kompetensi kader dalam memberikan
edukasi, intervensi, dan skrining kesehatan. Kegiatan ini meliputi pemaparan materi ILP oleh Ibu Gusti Dian Nurwanti, SST. Keb. selaku Bidan Desa Semanding, evaluasi pelaksanaan ILP bulan Januari, serta materi dan simulasi komunikasi interpersonal karena salah satu kompetensi yang harus dimiliki kader adalah kemampuan komunikasi efektif.
Kegiatan kedua adalah ASRI “Aksi Semanding Sadar Lingkungan” yang diadakan di Balai Desa Semanding pada 21 Januari 2025. ASRI berisi sosialisasi terkait pemilahan sampah organik-anorganik dan sesi sharing bersama pihak Bank Sampah Maesojenar tentang nilai ekonomi pada sampah. Pada 24 Januari 2025, dilakukan monitoring pemilahan sampah di rumah sasaran sosialisasi dengan harapan perilaku membakar sampah dapat berkurang dan masyarakat dapat memanfaatkan sampah mereka.
Kegiatan ketiga yaitu RBAR “Rumah Bebas Asap Rokok” yang dilakukan secara door to door di 40 rumah warga. RBAR mencakup sosialisasi etika merokok di rumah dan pengisian pernyataan komitmen untuk menjadi rumah bebas asap rokok, dilanjutkan dengan pemasangan stiker “Rumah Bebas Asap Rokok” serta monitoring pada 24 Januari 2025. Program ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan rumah yang sehat dengan mengurangi paparan asap rokok dan melindungi kelompok rentan.
Melalui ketiga kegiatan ini, program SIAP SEHAT diharapkan dapat menciptakan perubahan nyata dalam perilaku masyarakat, mengurangi paparan asap rokok, dan mengatasi dampak buruk pembakaran sampah. Inisiatif ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya pada tujuan mencapai kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan sanitasi, dan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan kelompok masyarakat.
Penulis: Dr. Muthmainnah, S.KM., M.Kes., Damai Arum Pratiwi, S.KM., M.K.M., Fatya Nurbaittrisna, Bintang Dwi Maharani, Valdi Deva Putra, Putri Salma Farras Fadhila, Farah Rizki Aprilia, Shindy Kartikasari, Elfrida Maulidiyah Artanti, Eka Sudi Rahmawati Putri, Talitha Rasda Kamalia, Nethania Adine Subagio, Denes Wara Ayu Puspita, Fiony Puspadilla Angesti