FKM NEWS – Stunting merupakan kegagalan pertumbuhan pada balita akibat defisiensi zat gizi kronis dan infeksi berulang. Penyebab stunting diantaranya adalah ketidaktahanan pangan dalam keluarga akan mempengaruhi pola konsumsi balita. Pola konsumsi yang kurang tepat dapat berpengaruh terhadap risiko penyakit diare. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan ketahanan pangan rumah tangga, pola konsumsi, dan frekuensi diare dengan stunting pada balita.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 52 balita berusia 6-24 bulan di wilayah Kerja Puskesmas Bulak Banteng Surabaya. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. Ketahanan pangan diukur dengan kuesioner US-HFSSM, pola konsumsi diukur dengan kuesioner recall dan FFQ, dan kuesioner terkait frekuensi diare. Variabel dependen penelitian ini adalah kejadian stunting. Variabel independen adalah ketahanan pangan, pola konsumsi, praktik higiene, dan frekuensi diare. Hubungan stunting dengan variabel penelitian dianalisis menggunakan uji Chi-Squareuntuk data nominal dan Spearmanuntuk data ordinal.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara ketahanan pangan rumah tangga (p= 0,038;r= 0,288), keragaman konsumsi (p= 0,024;r= 0,313), tingkat kecukupan energi (p= 0,002;OR= 6,77), protein (p= 0,003;OR= 2,88), kalsium (p= 0,001;OR= 7,21), fosfor (p= 0,023;OR= 0,2), serta frekuensi diare (p= 0,01;r= 0,356) dengan kejadian stunting pada balita.
Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa kondisi rawan pangan, tingkat kecukupan zat gizi yang kurang dan balita yang sering mengalami diare dengan praktik higiene yang buruk dapat menyebabkan risiko terjadinya stunting. Diharapkan dapat meningkatkan konsumsi zat gizi terutama protein hewanidan keberagaman makananbalitasesuai gizi seimbang. Selain itu, perlu adanya penyuluhan terkait praktik higiene mengenaimasa penyimpanan makanan balita yang seharusnya dan melakukan edukasi praktik cuci tangan dengan sabun yang benar sebagai upaya penurunan kejadian diare