FKM NEWS – Predikat Wisudawan Terbaik S1 Kesehatan Masyarakat menjadi hadiah termanis bagi Nala Astari Pramesti dalam menuntaskan studinya di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR). Mahasiswi yang kerap disapa Nala tersebut merampungkan studinya dalam perayaan wisuda Juni, kemarin (26/06/2021). Nala menceritakan bahwa dirinya dahulu pernah berkuliah di dua tempat, yakni S1 Kimia di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan FKM UNAIR. Namun, akhirnya Nala memutuskan untuk fokus berkuliah di FKM UNAIR.
“ Bagai menggenggam sebuah pasir, tidak akan maksimal apabila kita ingin menggenggamnya sekaligus, bakal ada yang jatuh di sela-sela jari,” begitu tuturnya.
Nala melanjutkan, hal terpenting adalah memahami diri sendiri dalam memutuskan sesuatu serta diiringi dengan keyakinan kuat. Menurut Nala, keputusannya akan memperlebar jalannya untuk fokus terhadap masa depan. Nala bertekad untuk membayar semua waktu yang telah ia habiskan dengan hasil yang maksimal. Dan terbukti, hal itu diwujudkan oleh Nala melalui pencapaiannya sekarang.
Prestasi dalam kegiatan juga dibuktikan oleh Nala ketika dirinya berpatisipasi dalam Delegasi World Health Organization (WHO) Model United Nation (MUN) International Global Network, menerbitkan beberapa scientific publication, mendapat beasiswa PPA yang diselenggarakan oleh Kemeristedikti, serta ikut membantu dalam penelitian dosen secara profesional.
Skripsinya berjudul “Hubungan Kelelahan Subjektif, Kelengahan, Kesesuaian Kecepatan, dan Kepatuhan Penggunaan APD dengan Kecelakaan Lalu Lintas (Studi pada Pengendara Ojek Online). Sebagai mahasiswi peminatan K3, Nala berfokus meneliti kecelakaan pada pengendara ojek online di jalan raya. Alasan memilih jalan raya karena Nala ingin lebih dekat secara sosial dalam melakukan penelitian. Selain itu juga jalan raya memiliki risiko kecelakaan yang sama dengan di dalam ruangan.
Pertanyaan mengenai kendala terbesar selama berkuliah, Nala menjawab ada pada manajemen waktu. Di mana estimasi jarak rumah ke kampus adalah sejauh 18 km. Apabila dikalkulasi akan memakan waktu sekitar 1 jam untuk berkendara sampai ke kampus. Belum lagi kalau semisal macet dan menemui hal-hal yang tidak diprediksi. Sehingga untuk mengatasi itu, Nala selalu mengerjakan tugas di waktu kosong ketika jeda kuliah.
“Kalau kuliah siang berangkat motoran dari rumah rapi sampai kampus harus bersih diri lagi karena kena matahari dan debu-debu di jalan,” kenang Nala sembari tertawa.
Pada akhir Nala menuturkan bahwa sebisa mungkin kenali kelebihan dan kelemahan diri sendiri. Diri kita adalah tanggung jawab kita sendiri. Buat target dan rencana lalu maksimalkan waktu dengan baik.
“Beraksi, bereaksi, dan bermanfaat,” pungkasnya.
Penulis: Tunjung Senja Widuri