FKM NEWS – (24/10/2022) telah terselenggara scientific seminar yang diadakan oleh Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR), bertajuk “Case-mix: Its Application & Future Direction in Indonesia and Malaysia”.
Terdapat tujuh narasumber yang mengisi kegiatan seminar ini yang diketuai oleh Dr. Thinni Nurul Rochmah, Dra. Ec., M. Kes. Mengusung konsep hybrid, pelaksanaan seminar offline dilaksanakan di Aula Soemarto FKM UNAIR. Sedangkan pelaksanaan online dilaksanakan melalui platform Zoom Meeting yang dihadiri oleh 120 peserta yang berasal dari BPJS Kesehatan, akademisi FKM UNAIR, tenaga kesehatan rumah sakit, dan pemateri tamu dari Malaysia.
Topik seminar terfokus pada implementasi casemix di rumah sakit dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Casemix merupakan dasar dari Indonesia Case Based Groups (INA-CBG’s) yang menjadi bagian dari sistem pembiayaan program JKN.
Dalam implementasi sistem casemix, pengelompokan beberapa diagnosis penyakit didasarkan pada kesamaan gejala, ciri-ciri, pemakaian sumber daya (biaya perawatan) dan prosedur tindakan pelayanan di suatu rumah sakit. Dimana dalam penerapan INA-CBG’s, pembayaran perawatan pasien didasarkan pada diagnosis atau kasus yang relatif sama.
Achmad Yudi Arifiyanto, dr. selaku narasumber kedua, membahas terkait kebijakan sectio caesarea pada pasien JKN di RS RS Arafah Anwar Medika. Sedangkan narasumber ketiga, membahas terkait implementasi global budget di RS Rizani Kabupaten Probolinggo. Global budget merupakan salah satu sistem pembiayaan rumah sakit berdasarkan kesepakatan negosiasi antara BPJS Kesehatan dengan rumah sakit. Penerapan global budget bermanfaat dalam memberikan kepastian anggaran pada rumah sakit selama kurun waktu tertentu.
Rumah sakit akan mempunyai fleksibilitas dalam mengelola anggaran dananya sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan biaya pelayanan kesehatan. Global budget menjadi suatu seni bagi rumah sakit dalam mengalokasikan dana secara adil dan transparan. Dilain sisi, rumah sakit perlu mengetahui perhitungan global budget itu sendiri berdasarkan standar nasional yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan. Casemix Index (CMI) berperan penting dalam penerapan global budget. Semakin tinggi CMI maka akan semakin tinggi rata-rata keparahan penyakit yang ditangani oleh rumah sakit.
Rumah sakit dapat memanfaatkan aplikasi COLEGA yang dimiliki oleh BPJS Kesehatan dalam penerapan global budget tersebut. Sayangnya, masih terdapat beberapa item yang belum dapat digunakan sehingga hanya dapat mengetahui besaran proyeksi yang akan didapatkan untuk tahun depan. Selain itu, terdapat kendala dalam clinical pathway. Masih banyak dokter yang enggan menerapkan clinical pathway sehingga berpotensi menurunkan kunjungan pasien. Hal ini memerlukan koordinasi antara dokter, komite mutu, tim casemix dan pihak terkait lainnya.
Prof. dr. Ali Gufron Mukti, M. Sc., Ph. D menuturkan bahwa banyak pihak yang menyarankan INA-CBG’s dikolaborasikan dengan global budget. Namun, terdapat beberapa hal teknis yang harus disiapkan terutama dalam masa uji coba global budget di Indonesia antara lain yaitu proyeksi peserta JKN tahun mendatang, pola pemanfaatan pelayanan kesehatan beberapa tahun terakhir, dan keterbukaan data antara BPJS Kesehatan maupun rumah sakit.
Apabila dalam uji coba tersebut terdapat risiko kekurangan, maka pada tahun pertama, risiko akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Tahun kedua, resiko akan ditanggung kedua belah pihak yaitu BPJS Kesehatan dan rumah sakit. Sedangkan pada tahun ketiga, rumah sakit dianggap sudah berpengalaman sehingga resiko akan ditanggung oleh rumah sakit itu sendiri.
Revisi budget tetap dapat dilakukan pada tengah tahun sesuai dengan mekanisme dan persyaratan yang telah ditetapkan. Apabila dilakukan secara optimal, global budget dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Penulis : Siti Zulaikha