FKM NEWS – Indonesia membuang sekitar 10 juta potong roti, kue basah, dan kue kering setiap minggunya. Sampah roti merupakan limbah organik yang menjadi ancaman bagi masyarakat dan lingkungan, karena dapat mencemari ekosistem alam. Seharusnya limbah roti dapat dicegah, karena tidak ada bagian dari roti yang tidak bisa dimakan. Pemahaman menyeluruh mengenai limbah pada industri roti, baik oleh pembuat, penyalur, maupun konsumen (pembeli) sangat penting untuk mengurangi limbah roti dan meningkatkan kegiatan ekonomi ke depannya. Perbaikan pada hal ini mungkin mengarah pada pengurangan limbah yang lebih efektif dan cara yang tepat untuk mencegah dihasilkannya limbah.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 100 orang dengan menjawab pertanyaan yang diberikan melalui kuisioner untuk mengetahui bagaimana seseorang menangani limbah makanan, didapatkan hasil seperti diagram diatas. Sebanyak 62% menjawab tidak menyadari tentang ancaman limbah makanan. Sebanyak 20% sudah mengetahui tentang ancaman dari limbah makanan, dan hanya 18% yang sadar akan ancaman limbah makanan dan bagaimana cara untuk mengatasinya.
Penyebab ketidaktahuan masyarakat tentang ancaman limbah makanan bagi lingkungan disebabkan oleh kurangnya media dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan limbah makanan, terutama limbah roti. Seharusnya media bisa menjadi alat yang tepat untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya masalah terkait limbah makanan.
Limbah makanan yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah akan mengalami pembusukan yang menghasilkan gas metana sehingga menyebabkan efek rumah kaca (terperangkapnya panas matahari di lapisan bumi sehingga suhu udara menjadi naik) yang berakibat pada perubahan iklim. Alasan orang-orang masih membuang makanan adalah karena makanan yang sudah basi atau kadaluarsa. Dalam hal ini, kesadaran masyarakat sangat diperlukan untuk mengurangi limbah makanan yang dapat mengancam kelestarian dan keseimbangan lingkungan.
Langkah yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengurangi limbah makanan adalah dengan melakukan pengelolaan sampah, seperti memanfaatkan sampah organik untuk dijadikan kompos, mendaur ulang sampah berdasarkan jenisnya, dan yang terpenting adalah upaya untuk mengurangi sampah makanan yang terbuang karena basi dengan memperhitungkan jumlah makanan yang akan dibeli, memastikan tanggal kadaluarsa, dan menyimpan makanan di dalam kulkas.
Penulis : Anggun Latifatunisa
Editor : Ambarsih Prameswari