FKM NEWS – Terinspirasi dari para perempuan yang kelak menjadi calon ibu, banyak yang berpendapat bahwa lebih memilih proses persalinan secara Sectio Caesarea (SC) atau dengan kata lain menempuh jalan operasi pembedahan dari pada secara normal. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh anggapan bahwa nyeri yang dialami ketika persalinan secara normal akan lebih menyakitkan.
Berangkat dari persoalan tersebut, tim PKM-RE (Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta) yang diketuai oleh Yusva Dwi Saputra dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) serta beranggotakan Ihya’ Ulumuddin Ar-rayyan dari FKM dan Ardelia Bertha Prastika dari Fakultas Kedokteran (FK) menemukan alternatif relaksasi nyeri sebelum hari persalinan. Judul PKM yang mereka usung yakni “Pengaruh BInaural Beats pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III Guna Mengurangi Rasa Nyeri Kala 1 dalam Proses Bersalin”. PKM tersebut berhasil melangkah ke PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) 34 tahun 2021.
Dalam penelitiannya, mereka menemukan data bahwa penanganan nyeri persalinan saat ini masih belum optimal. Salah satunya adalah dengan pemberian makanan pada ibu ketika proses bersalin. Hal ini dianggap dapat menimbulkan mual dan rasa tidak nyaman bagi ibu yang sedang mengejan tersebut.
Penelitian yang melibatkan responden dari tiga puskesmas di wilayah Surabaya, dua PMB di Sidoarjo, serta responden yang didapat secara online ini telah mendapatkan informed consent terlebih dahulu sebelum menyatakan kesediaannya untuk menjadi responden. Setelah responden bersedia untuk turut andil dalam penelitian tersebut, mereka diminta untuk mengisi pretest dengan HRS-A untuk mengukur tingkat kecemasan awal para ibu sebelum persalinan. Tahapan selanjutnya adalah proses intervensi dan monitoring yang dilakukan secara online. Setelah proses persalinan, responden diminta untuk mengisi post test yang terdiri dari kuesioner HRS-A untuk mengukur tingkat kecemasan setelah diberikan intervensi dan kuesioner VDS untuk mengukur tingkat nyeri yang dirasakan.
Salah satu tantangan dalam penelitian adalah ketika proses pencarian responden. Namun, pada akhirnya mereka berhasil mencapai target responden untuk penelitiannya karena bantuan dari beberapa pihak, diantaranya dari para bidan di puskesmas dan PMB yang mereka datangi, serta bantuan dari salah satu bidan yang juga merupakan influencer di Instagram, yakni Bidan Ony Christy dalam akunnya yang bernama @bidankriwil yang turut menyebarkan poster pencarian responden untuk penelitian mereka.
“Jadi kami juga berterima kasih banget buat bidan kriwil, udah welcome dan sangat baik buat bantu penelitian kami,” ujar Rayyan pada Minggu (10/10/21).
Persiapan yang dilakukan oleh Yusva dan tim menjelang PIMNAS 34 tahun 2021, diantaranya mempersiapkan presentasi, substansi dari tanya jawab, serta video dan poster hasil penelitian. Tak lupa mereka juga sangat berterima kasih kepada berbagai pihak, seperti para dosen TPK Universitas Airlangga, ibu dosen pendamping Dr. Nunik Puspitasari, S.KM., M.Kes., anggota Garuda Sakti Universitas Airlangga, dan para mentor lainnya, yang turut mendukung dan memberikan bantuan dalam seluruh proses PKM kali ini.
“Jangan ragu untuk mengambil skema apapun di PKM dan jangan mudah termakan omongan, misalnya kalau anak kesmas ambil skema ini nggak bakal lolos dan lain sebagainya. Sebab tidak ada ketentuan pasti kalau anak kesmas hanya bisa ambil skema tertentu,” pungkas Yusva ketika ditanya tentang tips dalam mengikuti PKM.
Akhir kata, Yusva dan Rayyan sepakat bahwa kunci utama dari kelolosan tim PKMnya menuju PIMNAS, selain dari kematangan ide PKM yang akan diangkat, yakni adalah kepatuhan terhadap administrasi dan sistematika penulisan PKM sesuai kaidah dari pedoman. Mereka juga menambahkan bahwa komposisi tim juga menjadi hal yang wajib diperhatikan. Mengingat proses PKM hingga PIMNAS yang cukup panjang, dalam tim harus memiliki ide dan visi yang sama agar tidak menimbulkan rasa bosan dalam proses pengerjaannya. (*)
Penulis: Erina Krisnawati
Editor: Dita Aulia Rahma