Vitamin D Berpengaruh Kurangi Toksisitas dari Agen Kemoterapi

0
  • Gambar: tribunnews.com
  • FKM NEWSKanker payudara merupakan keganasan dengan prevalensi terbanyak untuk wanita di Indonesia. Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun 2012, insiden kanker payudara mencapai 40 per 100.000 wanita.
  • Masalah kanker payudara di Indonesia dapat dilihat dari segi prevalensi dan proporsi pasien kanker payudara yang berobat, dimana 70% sudah datang dengan stadium lanjut (stadium III dan IV). Semakin tinggi stadiumnya, semakin banyak masalah yang ditimbulkan. Menurut estimasi dari Globocan, angka mortalitas di Indonesia mencapai 16,6 kematian per 100.000 penduduk.
  • Masalah tidak hanya muncul dari segi morbiditas dan mortalitas melainkan juga dari segi pengobatan. Pasien kanker dengan stadium lanjut membutuhkan modalitas terapi yang lebih banyak dibanding pasien kanker dengan stadium awal.(Pusdatin, 2016; WHO, 2012)
  • Vitamin D adalah salah satu antioksidan berupa hormon steroid. Selain berfungsi mengatur homeostasis dari kalsium dan fosfor, vitamin D juga berpengaruh terhadap aktivitas obat anti kanker dan mengurangi toksisitas dari agen kemoterapi.
  • Kadar vitamin D terkait berbagai faktor, mulai dari aktivitas, diet dan kondisi geografis hingga usia dan status menopause. Menopause merupakan faktor yang unik dimana defisiensi vitamin D banyak terjadi pada wanita pasca menopause. Wanita post-menopause rentan terkena osteoporosis yang menyebabkan gangguan metabolisme tulang. Hal ini berimplikasi pada defisiensi vitamin D yang berfungsi mengatur homeostasis tulang. Beberapa studi observasional mengaitkan kadar vitamin D yang rendah dengan resiko kanker yang lebih besar dan prognosis yang buruk. Penelitian retrospektif oleh Garland et al menunjukkan wanita dengan kadar vitamin D yang normal memiliki resiko 50% lebih rendah terkena kanker dibanding wanita dengan defisiensi vitamin D. Hal ini dikaitkan dengan efek kalsitriol terhadap microenvironment dari sel tumor yang anti-proliferatif dan pro-apoptosis.(Ma, 2010; Capatina et al, 2014; Garland etal,
  • 2007)
  • Penulis: Tunjung Senja Widuri

    Editor: Ilham Akhsanu Ridlo

    Sumber: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/83782