FKM NEWS – Studi tentang hubungan kekurangan vitamin D dengan penyakit Parkinson (PD) telah menunjukkan hasil yang bertentangan. Sebuah studi kohort prospektif observasional menemukan bahwa ada bukti yang tidak memadai untuk mendukung teori bahwa kekurangan vitamin D berperan dalam patogenisitas penyakit Parkinson atau kredibilitas sistem dopamin terkait. Namun, penelitian lain, termasuk uji coba kontrol acak dan studi komparatif, telah menunjukkan prevalensi defisiensi vitamin D yang lebih tinggi pada pasien penyakit Parkinson, mengklarifikasi hubungan terbalik antara kadar serum 25-hidroksivitamin D dan kejadian penyakit Parkinson.
Suplementasi vitamin D terbukti menurunkan tingkat hilangnya aktivitas motorik seperti yang didefinisikan oleh skala Hoehn dan Yahr dan Skala Peringkat Penyakit Parkinson Terpadu (UPDRS) dalam RCT. Dalam penelitian lain, ditemukan bahwa peningkatan kadar vitamin D dapat meminimalkan risiko penyakit Parkinson. Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah COVID-19 akan memiliki efek jangka panjang pada pasien PD dan gangguan pergerakan. Paparan global terhadap orang yang lemah dan mereka yang memiliki kondisi komorbiditas, bersama dengan peningkatan insiden PD seiring bertambahnya usia, menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan peningkatan risiko COVID-19 pada orang dengan PD dan gangguan pergerakan lainnya.
Sebaliknya, kapasitas untuk memberikan perawatan neurologis rutin dirusak oleh beban layanan medis yang diperburuk oleh wabah ini. Saat ini, tidak ada bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa PD saja meningkatkan risiko COVID-19. Secara hipotesis, vitamin D dapat mempengaruhi hasil untuk pasien COVID-19 dengan PD karena perannya dalam mengatur respons.
Vitamin D mungkin memiliki efek antivirus dan mungkin memainkan peran penting dalam melawan patogen penyebab penyakit pernapasan. Orang biasanya kekurangan vitamin D, dan orang dengan PD tampaknya lebih cenderung kekurangan. Pemberian vitamin D3 secara signifikan dapat meningkatkan manifestasi motorik dan non-motorik dari PD dan meningkatkan kualitas hidup. Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan, suplementasi vitamin D dengan dosis vitamin D3 yang moderat dan diperhitungkan dengan baik pada pasien dengan PD dapat membantu meminimalkan risiko dan beban komplikasi COVID-19. (*)
Referensi:
Azzam, A. Y., Ghozy, S., & Azab, M. A. (2022). Vitamin D and its’ role in Parkinson’s disease patients with SARS-CoV-2 infection. A review article. In Interdisciplinary Neurosurgery: Advanced Techniques and Case Management (Vol. 27). Elsevier B.V. https://doi.org/10.1016/j.inat.2021.101441
Penulis: Muhammad Farrel Wiryawan
Editor: Dita Aulia Rahma