Workshop Supervisi Suportif Community Health Worker sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Layanan Berbasis Masyarakat Bersama Geliat Airlangga

GELIAT AIRLANGGA – Community Health Workers (CHW) adalah penyedia layanan kesehatan yang tinggal di komunitas atau wilayah yang menerima tingkat pendidikan dan pelatihan formal lebih rendah dari petugas kesehatan profesional. Di Indonesia CHW biasa disebut sebagai kader, para kader memiliki potensi besar untuk memperluas layanan kesehatan bagi masyarakat di wilayahnya guna memenuhi kebutuhan kesehatan dan meningkatkan efisiensi sistem kesehatan itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya kader atau CHW harus diberikan pembinaan, pengawasan,dan evaluasi oleh tenaga kesehatan di wilayah masing-masing, salah satunya dengan supervisi suportif.

Geliat Airlangga sebagai program kemitraan antara UNAIR-UNICEF turut memberikan dukungan melalui workshop supervisi suportif Community Health Workers (CHW)  sebagai bentuk komitmen mendukung berbagai upaya untuk memperkuat layanan kesehatan Ibu dan Anak yang berkualitas dan setara. Kegiatan ini dilaksanakan di dua wilayah yaitu kabupaten pasuruan pada tanggal 19 Juni 2024 dan kabupaten trenggalek pada tanggal 21 Juni 2024. Kegiatan ini memiliki tujuan utama untuk memberikan gambaran serta meningkatkan pengetahuan petugas puskesmas terkait supervisi suportif pada Community Health Workers (CHW) agar layanan kesehatan berjalan optimal.

Materi yang diberikan tentunya seputar prinsip supervisi suportif serta pembinaan kader yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Tim Geliat Airlangga. Supervisi suportif sendiri diartikan sebagai proses dalam membantu staf (dalam hal ini kader) guna meningkatkan prestasi kerjanya sendiri secara kontinu. Supervisi suportif tidak semata untuk melakukan judging saja, tetapi berfokus untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan kader. Sehingga supervisi suportif membantu membuat segala sesuatu berjalan lancar, bukan memeriksa apa yang salah.

Saat ini, kita berada pada era transformasi kesehatan dengan Integrasi Layanan Primer (ILP) yang menuntut kader untuk menguasai 25 kompetensi dalam melaksanakan posyandu siklus hidup. Tentunya kader perlu diberikan pembinaan lebih lanjut dari tenaga kesehatan profesional agar berjalan dengan baik. Melalui workshop ini, harapannya para petugas yang sudah diberikan pelatihan mengenai supervisi suportif mampu mengelola kader atau Community Health Workers (CHW) di wilayahnya masing masing nantinya.

 

-Andi Maulana

TAGS : supervisi suportif, CP, kader, CHW